Gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk mobilisasi
setelah bersalin adalah perawatan
payudara yang sangat penting untuk
merangsang pemulihan otot – otor rahim berkontraksi, salah satu bentuk menurunkan
angka morbilitas dan mortalitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas Air
Susu Ibu (ASI). Untuk itu diperlukan perawatan payudara sehingga
dihasilkan ASI yang baik. Karena perawatan payudara bertujuan untuk memelihara
kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI.
Menurut WHO (World Health Organization) sebagai
organisasi kesehatan dunia, menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Rata-rata angka
kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan
Human Development Report pada tahun
2010 AKB di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran. AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2011 AKI sebesar 320.15/100.000 kelahiran hidup dan AKB 38.53/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2011).
Di
Kabupaten Ciamis Penyebab kematian bayi pada umumnya yaitu asfiksia sebesar 50 – 60 %, BBLR (Bayi
Berat Lahir Rendah) sebesar 23
-30% dan penyakit infeksi sebesar 5
– 10 % (Profil
Dinkes Kab. Ciamis, 2005).
Menurut data dari RSUD Ciamis, kasus mastitis pada
tahun 2011 sebanyak 63 orang, dan pada tahun 2012 sebanyak 67 orang. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu
Pamalayan pada tahun 2011 terdapat 2 orang yang mengalami
bengkak payudara, 4 orang yang mengalami mastitis, 5 ibu nifas mengalami ASI tersumbat
dan 12 diantaranya mengalami puting susu lecet. (Rekap Data RSUD Ciamis,
2013)
Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55%
ibu menyusui mengalami mastitis, Abses payudara dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut
disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.
Sejumlah
penelitian lainnya mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwal lebih
sering terjadi bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan
laktasi (WHO, 2003). Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya. Sedangkan
Data Kejadian putting lecet dan abses payudara pada ibu nifas di jawa barat ± 5 % – 10 % di prediksi karena
rendahnya pengetahuan tentang perawatan payudara.
Bagi seorang
wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi keberlangsungan
perkembangan bayi yang baru di lahirkannya. Payudara memang secara natural akan
mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita
atau ibu tidak patut merawat payudara. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari,
2009).
Perawatan
payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah
di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa
jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis
ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi
psikologis ibu. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari, 2009).
Untuk beberapa ibu, pemberian susu berjalan baik dari
permulaan dan tidak pernah menjadi masalah, tetapi pada tahap-tahap berikutnya
pemberian ASI dapat naik dan turun, terutama pada ibu yang pertama melahirkan. Oleh
karena hal tersebut kebanyakan ibu-ibu menyusui menghadapi banyak masalah dalam menyusui, seperti payudara bengkak dan puting lecet (Sarwono, 2009).
Untuk memperoleh produksi ASI yang cukup dan sehat,
payudara perlu dipersiapkan terutama selama kehamilan, bahkan setelah melahirkan. Segera setelah
persalinan, bayi sebaiknya ditempatkan bersama ibunya agar sedini
mungkin dapat mengisap payudara ibu. Setelah persalinan, perawatan
payudara juga masih diperlukan untuk menjaga kelangsungan produksi ASI (Musbikin, 2006).
Banyak ibu-ibu nifas
yang mengeluh bahwa sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan, payudara tentu sering terasa lebih penuh serta nyeri, keadaan seperti itu yang
membuat ibu malas untuk menyusui
bayinya. Hal tersebut di sebabkan karena ibu tidak tahu bahwa semua itu merupakan tanda-tanda bahwa ASI
mulai banyak produksi. Apabila dalam
keadaan tersebut ibu menghindari
menyusui karena alasan nyeri lalu memberikan susu formula pada bayi, pembengkakan berlanjut, payudara akan bertambah bengkak atau penuh (Nontji. 2006).
Untuk mengatasi
beberapa masalah tersebut diatas bagi ibu-ibu yang akan melahirkan perlu
mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk menambah tingkat pengetahuan
dalam rangka
persiapan menghadapi kelahiran, perawatan bayi, perawatan payudara ibu setelah
melahirkan.
Sebagian
besar ibu nifas dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayinya mengalami
masalah dalam pemberian ASI. Yang sebelumnya para ibu tersebut memilih untuk
menyusui bayinya, setelah beberapa hari niat baik tersebut memudar disebabkan
puting susu yang terluka, payudara yang membengkak dan bayi mengalami bingung
puting ketika ditetekkan kembali.
Dari studi pendahuluan yang di lakukan peneliti dengan mewawancarai 10
orang ibu Nifas yang datang ke Puskesmas Pembantu Pamalayan
Kesamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ternyata didapatkan 7 orang tidak
mengetahui cara melakukan perawatan payudara, 2 orang mengetahui tapi tidak
melaksanakan dan 1 orang mengetahui dan sudah melaksanakan perawatan payudara.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
gambaran pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Tahun 2013.
B.
Rumusan Masalah
Mengacu
pada latar belakang yang telah dimiliki, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara
di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013 ?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu
Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis 2013.
2.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pengertian
perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas
Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis tahun 2013.
b. Mengetahui gambaran pengetahuan
ibu nifas tentang manfaat perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu
Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis tahun 2013 .
c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang cara pelaksanaan perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu
Pamalayan Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis tahun 2013.
d. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang dampak apabila tidak
melaksanakan perawatan payudara di
wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Ilmu pengetahuan
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu
kebidanan dan bahan pertimbangan untuk waktu yang akan datang jika akan di
lakukan penelitian dengan metode yang sama dan sebagai tambahan informasi dan
kepustakaan dalam ilmu kebidanan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan informasi, motivasi/pendorong bagi masyarakat khususnya ibu nifas sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan tentang perawatan payudara dan mau melaksanakan
perawatan payudara selama menyusui.
3.
Bagi
Institusi Pendidikan
Penelitian
ini di harapka dapat sebagai bahan kajian terhadap teori yang telah diperoleh
mahasiswa selama mengikuti KBM di Uiversita.
4.
Bagi Peneliti
Sebagai salah satu sarana dalam
mengaplikasikan ilmu, kemampuan, yang di miliki dan merupakan pengalaman
berharga bagi peneliti yang di peroleh pada masa akhir pendidikan.