Open top menu
Showing posts with label Skripsi. Show all posts
Showing posts with label Skripsi. Show all posts
Tuesday 2 July 2013
Gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah perawatan  payudara yang sangat penting untuk merangsang pemulihan otot – otor rahim berkontraksi, salah satu bentuk menurunkan angka morbilitas dan mortalitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas Air Susu Ibu (ASI). Untuk itu diperlukan perawatan payudara sehingga dihasilkan ASI yang baik. Karena perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI.
Menurut WHO (World Health Organization) sebagai organisasi kesehatan dunia, menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Rata-rata angka kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per 100.000 kelahiran hidup.
  Berdasarkan Human Development Report pada tahun 2010 AKB di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran. AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2011 AKI sebesar 320.15/100.000 kelahiran hidup dan AKB 38.53/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2011).
Di Kabupaten Ciamis Penyebab kematian bayi pada umumnya yaitu asfiksia sebesar 50 – 60 %, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebesar 23 -30% dan penyakit infeksi sebesar 5 – 10 % (Profil Dinkes Kab. Ciamis, 2005).
Menurut data dari RSUD Ciamis, kasus mastitis pada tahun 2011 sebanyak 63 orang, dan pada tahun 2012 sebanyak 67 orang. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan pada tahun 2011 terdapat 2 orang yang mengalami bengkak payudara, 4 orang yang mengalami mastitis, 5 ibu nifas mengalami ASI tersumbat dan 12 diantaranya mengalami puting susu lecet. (Rekap Data RSUD Ciamis, 2013)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis, Abses payudara dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.
Sejumlah penelitian lainnya mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwal lebih sering terjadi bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi (WHO, 2003). Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya. Sedangkan Data Kejadian putting lecet dan abses payudara pada ibu nifas di jawa  barat ± 5 % – 10 % di prediksi karena rendahnya pengetahuan tentang perawatan payudara.
Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi keberlangsungan perkembangan bayi yang baru di lahirkannya. Payudara memang secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak patut merawat payudara. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari, 2009).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis         seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari, 2009).
Untuk beberapa ibu, pemberian susu berjalan baik dari permulaan dan tidak pernah menjadi masalah, tetapi pada tahap-tahap berikutnya pemberian ASI dapat naik dan turun, terutama pada ibu yang pertama melahirkan. Oleh karena hal tersebut kebanyakan ibu-ibu menyusui menghadapi banyak masalah dalam menyusui, seperti payudara bengkak dan puting lecet (Sarwono, 2009).
Untuk memperoleh produksi ASI yang cukup dan sehat, payudara perlu dipersiapkan terutama selama kehamilan,  bahkan setelah melahirkan. Segera setelah persalinan,  bayi sebaiknya ditempatkan bersama ibunya agar sedini mungkin dapat mengisap payudara ibu.  Setelah persalinan, perawatan payudara juga masih diperlukan untuk menjaga kelangsungan produksi ASI         (Musbikin, 2006).
Banyak ibu-ibu nifas yang mengeluh bahwa sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan, payudara tentu sering terasa lebih penuh serta nyeri, keadaan seperti itu yang membuat ibu malas untuk menyusui bayinya. Hal tersebut di sebabkan karena ibu tidak tahu bahwa semua itu merupakan tanda-tanda bahwa ASI mulai banyak produksi. Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri lalu memberikan  susu formula pada bayi, pembengkakan berlanjut, payudara akan bertambah bengkak atau penuh (Nontji. 2006).
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas bagi ibu-ibu yang akan melahirkan perlu mendapatkan pendidikan dan  pelatihan untuk menambah tingkat pengetahuan dalam  rangka persiapan menghadapi kelahiran, perawatan bayi, perawatan payudara ibu setelah melahirkan.
Sebagian besar ibu nifas dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayinya mengalami masalah dalam pemberian ASI. Yang sebelumnya para ibu tersebut memilih untuk menyusui bayinya, setelah beberapa hari niat baik tersebut memudar disebabkan puting susu yang terluka, payudara yang membengkak dan bayi mengalami bingung puting ketika ditetekkan kembali.             
Dari studi pendahuluan  yang di lakukan peneliti dengan mewawancarai 10 orang ibu Nifas yang datang ke Puskesmas Pembantu Pamalayan Kesamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ternyata didapatkan 7 orang tidak mengetahui cara melakukan perawatan payudara, 2 orang mengetahui tapi tidak melaksanakan dan 1 orang mengetahui dan sudah melaksanakan perawatan payudara.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Tahun 2013.

B.     Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dimiliki, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013 ?”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
 Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang  perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013.

2.    Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
b.      Mengetahui  gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan  payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013 .
c.       Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas  tentang cara pelaksanaan perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
d.      Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas  tentang dampak apabila tidak melaksanakan perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Ilmu pengetahuan
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan bahan pertimbangan untuk waktu yang akan datang jika akan di lakukan penelitian dengan metode yang sama dan sebagai tambahan informasi dan kepustakaan dalam ilmu kebidanan.
2.      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi, motivasi/pendorong bagi masyarakat khususnya ibu nifas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan payudara dan mau melaksanakan perawatan payudara selama menyusui.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini di harapka dapat sebagai bahan kajian terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti KBM di Uiversita.
4.      Bagi Peneliti

         Sebagai salah satu sarana dalam mengaplikasikan ilmu, kemampuan, yang di miliki dan merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang di peroleh pada masa akhir pendidikan.
Read more
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS) Sebagai Prefentiv Melalui Metode Konseling di SMA Negeri 1 Banjar


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun). (Behrman, dkk, 2004)
Masa remaja merupakan masa transisi dalam kehidupan seseorang. Pada fase ini individu mengalami perubahan kehidupan dari anak-anak menuju dewasa dimana manusia mengalami perkembangan yang pesat baik fisik, psikis maupun sosialnya yang diikuti dengan perkembangan emosional yang tidak stabil. Masa remaja mempunyai arti penting bagi kehidupan sebagai kontribusi terhadap kehidupannya di masa mendatang. Remaja tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan sama . Namun demikian, masa puber juga merupakan waktu yang rentan bagi remaja mengingat remaja sedang mengalami gejolak seiring munculnya dorongan rasa ingin tahu yang tinggi akibat seringnya bergaul dan berintegrasi dengan masyarakat dewasa tetapi belum dapat mengimbangi dengan kematangan pribadi dan tingkat pengetahuan yang memadai (Harlock, 2006 ; BKKBN, 2004)
Remaja akan melewati 3 tahap kematangan psikososial dan seksual, antara lain , masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 11 - 13 tahun, masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14 -16 tahun , dan yang terahir masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17 - 20 tahun. (Soetjiningsih, 2004).
WHO tahun 1995 menyebutkan bahwa sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun dan pada tahun yang sama Biro Pusat statistik mencatat populasi remaja Indonesia sebesar 30% dari 200 juta penduduk (Perdede, 2002). Tahun 2008, data profil kesehatan Indonesia mencatat penduduk Indonesia yang tergolong usia 10-19 tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan dan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Demak tahun 2009, ada 22, 4 % dari jumlah penduduk Kabupaten Demak adalah remaja dengan umur antara 10-19 tahun dan 11,2% diantaranya adalah remaja putri (Depkes, 2008; BPS, 2009).
Remaja juga harus mengetahui apa itu kesehatan reprodusi karena dari situlah remaja akan mudah memahami dan mengerti tanda-tanda seks sekunder itu sendiri. Menurut Rohmawati, 2008 kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan pergaulan bebas dan kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan, sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (BKKBN, 2008).
Era globalisasi komunikasi dan informasi pada saat ini, mengakibatkan remaja dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dengan corak budaya yang beraneka ragam, sehingga peluang untuk memperoleh informasi yang bertentangan atau bertolak belakang dengan budaya masyarakat. Dalam kondisi tersebut tanpa bimbingan dan pendampingan yang memadai remaja akan mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan dan terbawa arus pergaulan yang tidak sehat, mengingat remaja belum mempunyai saringan yang cukup kuat untuk menyaring berbagai informasi yang diterimanya, juga belum mempunyai daya tangkal untuk menepis dominasi lingkungan pergaulan, akibat kepribadian remaja yang masih labil dan tingkat pengetahuan yang masih minim (WHO, 2004)
Dampak dari era globalisasi ditunjukkan dari hasil Baseline Survey yang dilakukan oleh PILAR (Pusat Informasi dan Layanan Remaja) PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Barat pada tahun 2000 mengungkapkan 20,4% responden yang terdiri dari siswa sekolah menengah di Kota Banjar telah melakukan intercourse (hubungan intim) saat berpacaran.
Aktivitas remaja dalam berpacaran dikenal dengan istilah KNPI (kissing, necking, petting, intercouse) dan dari perbuatan itu remaja akan mencoba dan tidak tahu dampak negatif sehingga remaja sering sekali terjerumus (Christina, Ardhiyan 2007).
Dampak lainnya yang muncul dari kenakalan remaja antara lain adalah tidak tahu bahaya yang muncul akibat perbuatan tersebut salah satunya yaitu HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun ke tahun pun kian meningkat. Menurut WHO (2007) jumlah penderita AIDS di dunia ada sebanyak 33.300.000 dan di asia ada sebanyak 4.900.000 kasus. Di Indonesia sendiri menurut perkiraan Depkes RI pada tahun 2002 penderita HIV/AIDS ada sebanyak 110.000 dan pada 2006 naik menjadi 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini ditafsir menjadi 270.000 orang (Depkes RI, 2008).
Kasus HIV/AIDS terbanyak ditemukan di Propinsi DKI Jakarta dengan jumlah penderita HIV/AIDS 2.727 orang dan 440 diantaranya meninggal dunia. Disusul propinsi lainnya yaitu Jawa Barat (2.603 kasus, 503 meninggal), Jawa Timur (2.525 kasus, 575 meninggal), Papua (2.294 kasus, 353 meninggal), Bali (869 kasus, 145 meninggal), Kalimantan Barat (730 kasus, 110 meninggal), Sumatera Utara (670 kasus, 135 meninggal), Jawa Tengah (409 kasus, 171 meninggal), Riau (364 kasus, 116 meninggal), dan Kepulauan Riau (271 kasus, 114 meninggal).
Hingga Juni 2013 jumlah kasus HIV/AIDS pada kelompok usia 15 – 19 tahun berjumlah 167 orang dan usia 20 – 29 tahun berjumlah 1.225 orang. Sementara jumlah total semua usia adalah 4389 kasus HIV/AIDS. Banyaknya jumlah remaja penderita HIV/AIDS diduga karena keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan bagi remaja yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS yang benar dan menyeluruh dikalangan remaja berusia 15 – 24 tahun. Pada tahun 2010 – 2011 Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menemukan sekitar 34% remaja putri dan 21% remaja pria berusia 15 – 24 tahun belum pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Dari Juni 2011 hingga akhir Juni 2012 jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah sebanyak 7098 kasus, benar-benar diluar dugaan, dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi peningkatan sebanyak 2709 kasus. (Depkes RI, 2013).
Dari 26 kota/kabupaten yang ada di Jawa Barat, peringkat pertama kasus HIV/AIDS masih ditempati Kota Bandung, sedangkan HIV/AIDS di Kota Banjar hingga akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 11 kasus dan kumulatif seluruhnya terdapat 38 kasus HIV/AIDS yang terdeksi di Kota Banjar. (dikutip dari http://www.pikiran-rakyat.com, tanggal 21/02/2013 - 14:29)
Dari hasil pra survey yang telah penulis lakukan dengan mengajukan 6 pertanyaan lisan tentang HIV/AIDS, dari 10 orang siswa/i yang diajukan pertanyaan, 60% dari mereka hanya bisa menjawab 2 – 3 pertanyaan dan 40%nya bisa menjawab 4 – 5 pertanyaan saja. Alasan mereka tidak tahu karena mereka tidak pernah mendapatkan informasi dari sumber yang benar dan tidak adanya tempat atau layanan khusus remaja dimana mereka bisa menanyakan tentang hal-hal seperti itu.
Gambaran di atas mengindikasikan bahwa pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja (KRR) masih rendah, sebaiknya setiap remaja itu memperoleh informasi antara lain tentang pengenalan alat, sistem, fungsi dan proses reproduksi, kehamilan tidak diinginkan, penularan infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS, pengaruh lingkungan sosial dan media terhadap perilaku remaja, pelecehan tanggung seksual dan pornografi serta porno aksi, kesetaraan dan keadilan gender, dan tanggung jawab remaja terhadap keluarga. Pendekatan yang bisa dilakukan diantaranya melalui institusi sekolah, sebagai institusi dalam pembentukan karakter siswa, sekolah juga diharapkan mampu membangun komunikasi yang kondusif dengan siswa khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja. selain itu, kehidupan remaja juga dipengaruhi oleh teman sebaya, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Perlu ditumbuhkan peer educator atau peer counselor sehingga dapat membahas dan menangani permasalahan remaja termasuk kesehatan reproduksi (Anonim, 2004)
UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mencantumkan tentang Kesehatan Reproduksi pada Bagian Keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang (termasuk remaja) berhak memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 72). Oleh sebab itu Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana (pasal 73). Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan (pasal 74). (dikutip dari http://www.k4health.org, tanggal 30/05/2013 - 14:00)
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS) Sebagai Prefentiv Melalui Metode Konseling di SMA Negeri 1 Banjar.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS) Sebagai Prefentiv Melalui Metode Konseling di SMA Negeri 1 Banjar.

C.      Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah dapat mengetahui gambaran Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS) Sebagai Prefentiv Melalui Metode Konseling di SMA Negeri 1 Banjar.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang pengertian penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar.
b.      Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang penyebab penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar.
c.       Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang penularan penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar.
d.      Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang gejala dan komplikasi penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar.
e.       Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang dampak penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar.
f.       Dapat mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang penatalaksanaan penyakit menular (HIV/AIDS) di SMAN 1 Banjar

D.      Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Alif Nurjanah (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang”. Peneliti ini menggunakan metode dekskriptif. enelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Subyek penelitian pada siswa-siswi SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang, sebanyak 89 orang responden. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang 2011-2012 yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 54 orang (60,7%), cukup sebanyak 31 orang (38,8%) dan kurang sebanyak 3 orang (3,8%). Masyarakat khususnya pelajar atau remaja diharapkan lebih aktif mencari informasi yang benar terutama tentang HIV/AIDS.
Pada penelitian ini penulis mengambil judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS) Sebagai Prefentiv Melalui Metode Konseling di SMA Negeri 1 Banjar” dengan menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan mempelajari sampel pada waktu yang bersamaan. Dalam penelitian pengambilan sampel dengan tekhnik teknik Accidental Sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

E.       Manfaat Penelitian
1.      Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar khususnya tentang HIV/AIDS.
2.      Bagi STIKes Bina Putera Banjar
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana kepustakaan dan menambah informasi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan khususnya tentang HIV/AIDS.

3.      Bagi SMA Negeri 1 Banjar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan dan memperkaya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.

Read more
Wednesday 3 April 2013
Skripsi Ilmu Keperawatan Hubungan Anatara Pola Asuh Keluarga Dengan Kepribadian Anak Usia Dini Prasekolah di PAUD



PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
Skripsi,  Oktober 2012
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH KELUARGA DENGAN KEPRIBADIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD KENANGA INDAH
KOTA BANJAR

(i-xv, Bab I-V, Halaman 1-62, 5 Tabel, 2 Bagan, 9 Lampiran)
Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Dimana pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Pada usia 3 sampai 6 tahun, kepribadian anak berkembang pesat di segala jenis bagian. Semua perilaku serta kepribadian orangtua yang baik ataupun tidak ditiru oleh anak. Anak tidak mengetahui apakah yang telah dilakukannya baik atau tidak.
Hasil studi pendahuluan diketahui, bahwa anak-anaknya tidak mau mengikuti proses belajar mengajar kalau tidak ditunggu oleh orang tuanya, hampir setiap waktu orangtua selalu berada disamping anaknya, sehingga orangtua mengetahui dengan jelas bagaimana proses perkembangan kepribadian anaknya. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh keluarga dengan kepribadian anak usia prasekolah di PAUD Kenanga Indah Kota Banjar.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan survey dengan rancangan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak usia prasekolah (3-6 tahun) di PAUD Kenanga Indah Kota Banjar dengan jumlah 56 responden.
Hasil analisa univariat menunjukkan pola asuh keluarga yang diterapkan mayoritas pola asuh demokrasi, yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 42,9% dan mayoritas mempunyai kepribadian ekstrovert, yaitu sebanyak 31 orang atau 55,4%. Berdasarkan analisa bivariat menunjukkan ada hubungan antara pola asuh keluarga dengan kepribadian anak usia prasekolah di PAUD Kenanga Indah Kota Banjar dengan  ρvalue 0,041 lebih kecil dari α 0,05.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (dalam Riyanto, 2002) bahwa bentuk-bentuk pola asuh keluarga sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak. Dengan demikian disarankan untuk para orang tua hendaklah menyadari bahwa keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial dan mencetak kepribadian anak sebaik mungkin sejak dini.
Kata Kunci          : Pola Asuh Keluarga dan Kepribadian
Daftar Pustaka    : 29 buku (2002-2011)

Silahkan klik disini untuk mengunduh file lengkapnya


Read more
Tuesday 2 April 2013
Kumpulan Judul Skripsi Ilmu Hukum


Kumpulan Judul Skripsi Ilmu Hukum

Khusus Bagi Sobat Mahasiswa jurusan ilmu hukum yang ingin menyelesaikan tugas akhir,namun belum mengetahui judul apa yang akan diangkat sebagai tugas akhir,maka dibawah ini telah saya posting beberapa contoh judul skripsi ilmu hukum,,,Pilihlah Judul yang sobat kehendaki.Good Luck.......!!!!!
  • PENDEKATAN KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PERKOSAAN
    (Studi : di Lembaga Pemasyarakatan X)
  • TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA INCEST
    (Studi di Polresta X)
  • UPAYA HUKUM BAGI PEMEGANG SURAT CEK YANG DITOLAK PEMBAYARANNYA
    (Studi Kasus Bank X)
  • DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG BERKAITAN DENGAN KASUS CAROK (Studi di Pengadilan Negeri X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DI PERTOKOAN KOTA X
  • PERJANJIAN CARTER KAPAL TANKER BERDASARKAN WAKTU (TIME CHARTER)
    (Studi Di PT. X)
  • MURABAHAH SEBAGAI BENTUK PEMBIAYAAN PERSONAL PADA BANK SYARIAH
    (Studi Kasus pada Bank XSyariah)
  • SISTEM PENETAPAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK (NJOP) DALAM PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) MENURUT UU NO. 12 TAHUN 1994 (Penelitian di Wilayah Kantor PBB di X)
  • KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG TELAH DILEGALISASI OLEH NOTARIS (Studi Tentang Alat-Alat Bukti)
  • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA
    PELECEHAN SEKSUAL
  • TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
  • PERANAN DIREKTORAT JENDERAL PIUTANG DAN LELANG NEGARA (DJPLN) UNTUK MENYELAMATKAN KEKAYAAN NEGARA (Studi Di DJPLN Cabang X)
  • PENERAPAN SANKSI PIDANA DAN TINDAKAN TERHADAP ANAK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK (Studi Di Pengadilan Negeri X)
  • PERANAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA CABUL TERHADAP ANAK
    (Studi di POLRESTA X)
  • PERANAN RESERSE DALAM MENGUNGKAP KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi di POLRESTA X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA ATAS IKLAN DI TELEVISI
    (Study Tentang Hak Cipta Iklan di Televisi)
  • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELANGGAN PT. TELKOM DALAM PERJANJIAN BAKU
  • PERANAN POLRI DALAM MENINDAKLANJUTI TERHADAP MASSA YANG MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM (Studi Pada Polresta X)
  • TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENCURIAN UANG MELALUI REKENING BANK DENGAN SARANA INTERNET
  • TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA LAUNDRY MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
    (Studi Pada Usaha Jasa Laundry Di Sekitar Wilayah Kampus X)
  • PERTANGGUNGJAWABAN PERS TERHADAP PEMBERITAAN YANG MERUGIKAN NAMA BAIK ELIT POLITIK (Studi Kasus Di X)
  • TINDAKAN YURIDIS ATAS KASUS PEMBUNUHAN DISERTAI DENGAN KEKERASAN YANG BERKEDOK PEMBERANTASAN DUKUN SANTET (Study Kasus di Polres X)
  • KEDUDUKAN AHLI WARIS BERALIH AGAMA TERHADAP HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ADAT BALI (Suatu Study di Desa Adat Gerokgak Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng).
  • IZIN POLIGAMI BAGI PNS DAN AKIBAT HUKUMNYA DITINJAU DARI UU NO. 1 TAHUN 1974, PP. No. 10 TAHUN 1983 jo PP. No. 45 TAHUN 1990 (Studi di Pengadilan Agama X)
  • PELAKSANAAN EKSEPSI DALAM PROSES PERKARA PIDANA
    (Studi di Pengadilan Negeri X)
  • PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN X
    (Studi Terhadap Napi Narkoba)
  • PERANAN KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SEPAK BOLA DI WILAYAH KOTA X (Studi Di Polresta X)
  • PERJANJIAN PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UU. NO.1 TAHUN 1974 DAN PP. NO. 9 TAHUN 1975 (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten X)
  • UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI (Studi Di Polresta X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK PEMBELI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI KOMPUTER RAKITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Di Ronggolawe Computer Malang)
  • DISPARITAS PIDANA DALAM PUTUSAN PENGADILAN TERHADAP TINDAK PIDANA KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus di Pengadilan Negeri X)
  • EUTHANASIA DAN PROSPEKSI PENGATURANNYA DALAM HUKUM PIDANA
    DI INDONESIA (Suatu Studi di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri X)
  • PARATE EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN GADAI (Studi Kasus di Pegadaian Cabang X)
  • PERANAN KEPOLISIAN DALAM MENGUNGKAP KASUS PEMBUANGAN BAYI OLEH SEORANG MAHASISWI (Studi Di Polsekta X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM PIDANA TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAYANAN TELEPON WARUNG TELEKOMUNIKASI
  • PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA RINGAN
    (Studi Di Kejaksaan Negeri X)
  • Kebebasan Tersangka Dalam Memberikan Keterangan Kepada Aparat Penyidik (Studi di Polresta X)
  • UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENYELESAIKAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP) TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA
  • KEDUDUKAN HUKUM TENTANG HAK ISTRI SETELAH DICERAIKAN OLEH SUAMI YANG BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DIDASARKAN ATAS PERATURAN
    PEMERINTAH NO. 10 TAHUN 1983 (Studi di Pengadilan Agama X)
  • PENYELESAIAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) BERMASALAH
    (Suatu Studi di Bank BRI Unit Desa Puncu)
  • PERANAN POLRI DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH POLRESTA X (Studi di Polresta X)
  • PEMBINAAN TERHADAP NAPI LANJUT USIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA
    PERKOSAAN (Studi : di Lembaga Pemasyarakatan X)
  • PENERAPAN TEKNIK DAN TAKTIK INTEROGASI DALAM PEMERIKSAAN TERSANGKA PADA TINGKAT PENYIDIKAN (Studi di Kantor Kepolisian Resort Kota X)
  • TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA TENAGA KERJA (PJTKI) TERHADAP PERLINDUNGAN TENAGA KERJA WANITA INDONESIA (TKW)
  • EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PASAL 29 UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERJANJIAN PERKAWINAN DI KANTOR CATATAN SIPIL KOTA X
  • PENYIDIKAN TERHADAP PEMBUNUHAN ANAK YANG DILAHIRKAN OLEH SEORANG IBU (Studi Di Polresta X)
  • PERANAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) DALAM PENYELESAIAN SERTIPIKAT GANDA (Studi Kasus di Badan Pertanahan Nasional Kota X)
  • Dasar-Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Studi Pada Pengadilan Negeri X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS KLAUSULA EKSENORASI YANG TERDAPAT PADA PERJANJIAN KREDIT BANK
  • PERMASALAHAN HUKUM GADAI DALAM MENGATASI KERUGIAN PIHAK DEBITUR (Studi Kasus di Pegadaian Cabang Kota X)
  • PEMBAGIAN SISA HARTA DEBITUR SECARA SEIMBANG TERHADAP KREDITUR OLEH LEMBAGA KEPAILITAN (Study Pengadilan Negeri Niaga X)
  • SIDIK JARI SEBAGAI SARANA IDENTIFIKASI SUATU KASUS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi di POLRESTA X)
  • TINJAUAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR
    (Studi Di PT. X)
  • PEMBAGIAN HARTA BERSAMA KARENA PERCERAIAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi di Pengadilan Agama X)
  • PELAKSANAAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN JOMBANG SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
  • GANTI RUGI KECELAKAAN KERJA DALAM PROGRAM JAMSOSTEK YANG MENGAKIBATKAN CACAD SEBAGIAN UNTUK SELAMANYA (Studi Pada PT. X)
  • HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENERBIT KARTU KREDIT (ISSUER), PEMEGANG KARTU KREDIT (CARDHOLDER), DAN PENERIMA KARTU KREDIT (MERCHANT) DALAM MELAKUKAN JUAL BELI DAN PEMBAYARAN JASA
  • PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA DI INTERNET, DAN PELANGGARAN HAK CIPTA PADA WEBSITE SECARA UMUM DI INTERNET (Studi pada Internet Service Provider di X)
  • PELAKSANAAN PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERCERAIAN Studi Di Desa X dan KUA X
  • UPAYA POLRI DALAM PENANGGULANGAN PENGEDARAN NARKOBA
  • KEBIJAKAN HUKUM PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI - NTT DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG KESEHATAN
  • PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PRODUK SIMPANAN WADI’AH PADA BANK SYARIAH
  • KEDUDUKAN DAN PERANAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA-PERKARA PERDATA BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 1991 (Studi di Kejaksaan Negeri X)
  • KENDALA DAN UPAYA KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENYELIDIKAN KASUS KORUPSI (Studi Kasus Di Kejaksaan Negeri Malang)
  • TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DAN UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGINYA (Studi di Polresta X)
  • Tindak Pidana Pencurian yang Dilakukan Oleh Anak (Studi di Polresta X)
  • REALISASI BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERSANGKA SESUAI DENGAN PASAL 56 KUHAP (STUDI DI POLRESTA X)
  • PANTI ASUHAN SEBAGAI BADAN HUKUM DI DALAM TANGGUNGJAWABNYA SEBAGAI WALI TERHADAP ANAK ASUHNYA BERDASARKAN PASAL 50 AYAT I UU No. I/1974 (Studi di Panti Asuhan Muhammadiyah Kotamadya Malang).
  • PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA RESIDIVIS DI LEMBAGA PEMASAYRAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I X)
  • PERANAN POLRI DALAM PENGAMANAN NASABAH BANK (Suatu Studi Di Polresta X)
  • PEMBATALAN PERATURAN DAERAH DAN ATAU KEPUTUSAN KEPALA DAERAH OLEH PEMERINTAH PUSAT MENURUT PASAL 114 UU NO 22 TAHUN 1999
  • PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN BUKTI KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi Di BPR Dau Kusumadjaja Cabang Kepanjen)
  • PERANAN POLRI DALAM MENANGGULANGI PENGGUNAAN SENJATA API SECARA MELAWAN HUKUM (Studi di Polresta X)
  • PAKSA BADAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN TERHADAP DEBITUR YANG BERITIKAD TIDAK BAIK DALAM SISTEM PERBANKAN SYARIAH
  • PEMBINAAN NAPI ANAK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 12/1995.
  • PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN DALAM KELUARGA MENURUT KEPPRES NO. 36 TAHUN 1990 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD 1989 (Konvensi Hak Anak)
  • PENYIDIKAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCABULAN (STUDI DI POLRESTA X)
  • PERANAN PENYIDIK DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TERHADAP KEJAHATAN PERKOSAAN (Studi Kasus Di POLRESTA X)
  • Pelanggaran Yang Dilakukan Oleh Pengemudi Kendaraan Angkutan Umum Dan Upaya Penanggulangannya (Studi Kasus Di Polres X)
  • PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PERAWATAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA YANG SAKIT JIWA (Tinjauan Terhadap Pasal 44 KUHP)
  • ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI SAHAM/INVESTOR DALAM PASAR MODAL (Study di Bursa Efek Surabaya)
  • RUMAH TAHANAN NEGARA SEBAGAI SARANA PEMBINAAN NARAPIDANA
    (Studi Kasus di RUTAN X)
  • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN PENERAPAN STANDAR MUTU PADA PRODUK AIR MINUM ISI ULANG (Studi di YLKI Kota Malang)
  • TINJAUAN HUKUM TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERWAKAFAN TANAH MILIK DI PENGADILAN AGAMA (Suatu Studi di Pengadilan Agama X)
  • UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI DAMPAK PENGGUNAAN MINUMAN KERAS (Studi di Kepolisian X)
  • TINDAK PIDANA PERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH SEORANG ANAK TERHADAP MANULA
  • TINJAUAN TENTANG KEWENANGAN POLISI DALAM MELAKUKAN PENYITAAN BARANG BUKTI PELANGGARAN LALU LINTAS (Studi Pada Polres X)
  • PERANAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA ABORTUS PROVOCATUS
    (Studi di Polresta X)
  • SUATU TINJAUAN VIKTIMOLOGIS TERHADAP UPAYA GANTI RUGI KORBAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri X)
  • TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENUMPANG DAN BAGASI PENUMPANG (Studi di PT. X Malang).
  • PENGGUNAAN ANALOGI TERHADAP KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEB SITE DI INTERNET
  • KENAKALAN ANAK-ANAK JALANAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
    (Studi di Kepolisian Resort Kota X)
  • ANALISA PENANGANAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DI KOTA X (STUDI DI POLRESTA X)
  • PENYIDIKAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA DIBIDANG PERIKANAN OLEH PENYIDIK PERWIRA TNI ANGKATAN LAUT (Studi di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Surabaya)
Read more