Open top menu
Tuesday 2 July 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah perawatan  payudara yang sangat penting untuk merangsang pemulihan otot – otor rahim berkontraksi, salah satu bentuk menurunkan angka morbilitas dan mortalitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas Air Susu Ibu (ASI). Untuk itu diperlukan perawatan payudara sehingga dihasilkan ASI yang baik. Karena perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI.
Menurut WHO (World Health Organization) sebagai organisasi kesehatan dunia, menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN. Rata-rata angka kematian ibu di dunia mencapai 400.000 per 100.000 kelahiran hidup.
  Berdasarkan Human Development Report pada tahun 2010 AKB di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran. AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2011 AKI sebesar 320.15/100.000 kelahiran hidup dan AKB 38.53/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2011).
Di Kabupaten Ciamis Penyebab kematian bayi pada umumnya yaitu asfiksia sebesar 50 – 60 %, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebesar 23 -30% dan penyakit infeksi sebesar 5 – 10 % (Profil Dinkes Kab. Ciamis, 2005).
Menurut data dari RSUD Ciamis, kasus mastitis pada tahun 2011 sebanyak 63 orang, dan pada tahun 2012 sebanyak 67 orang. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan pada tahun 2011 terdapat 2 orang yang mengalami bengkak payudara, 4 orang yang mengalami mastitis, 5 ibu nifas mengalami ASI tersumbat dan 12 diantaranya mengalami puting susu lecet. (Rekap Data RSUD Ciamis, 2013)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis, Abses payudara dan putting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.
Sejumlah penelitian lainnya mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwal lebih sering terjadi bendungan yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi (WHO, 2003). Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan ASI selanjutnya. Sedangkan Data Kejadian putting lecet dan abses payudara pada ibu nifas di jawa  barat ± 5 % – 10 % di prediksi karena rendahnya pengetahuan tentang perawatan payudara.
Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting bagi keberlangsungan perkembangan bayi yang baru di lahirkannya. Payudara memang secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan, tetapi bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak patut merawat payudara. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari, 2009).
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah di hisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini di sebabkan oleh faktor teknis         seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga di pengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu. (Sariyono – Roscha Dyah Pramitasari, 2009).
Untuk beberapa ibu, pemberian susu berjalan baik dari permulaan dan tidak pernah menjadi masalah, tetapi pada tahap-tahap berikutnya pemberian ASI dapat naik dan turun, terutama pada ibu yang pertama melahirkan. Oleh karena hal tersebut kebanyakan ibu-ibu menyusui menghadapi banyak masalah dalam menyusui, seperti payudara bengkak dan puting lecet (Sarwono, 2009).
Untuk memperoleh produksi ASI yang cukup dan sehat, payudara perlu dipersiapkan terutama selama kehamilan,  bahkan setelah melahirkan. Segera setelah persalinan,  bayi sebaiknya ditempatkan bersama ibunya agar sedini mungkin dapat mengisap payudara ibu.  Setelah persalinan, perawatan payudara juga masih diperlukan untuk menjaga kelangsungan produksi ASI         (Musbikin, 2006).
Banyak ibu-ibu nifas yang mengeluh bahwa sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan, payudara tentu sering terasa lebih penuh serta nyeri, keadaan seperti itu yang membuat ibu malas untuk menyusui bayinya. Hal tersebut di sebabkan karena ibu tidak tahu bahwa semua itu merupakan tanda-tanda bahwa ASI mulai banyak produksi. Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri lalu memberikan  susu formula pada bayi, pembengkakan berlanjut, payudara akan bertambah bengkak atau penuh (Nontji. 2006).
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut diatas bagi ibu-ibu yang akan melahirkan perlu mendapatkan pendidikan dan  pelatihan untuk menambah tingkat pengetahuan dalam  rangka persiapan menghadapi kelahiran, perawatan bayi, perawatan payudara ibu setelah melahirkan.
Sebagian besar ibu nifas dalam beberapa minggu pertama kehidupan bayinya mengalami masalah dalam pemberian ASI. Yang sebelumnya para ibu tersebut memilih untuk menyusui bayinya, setelah beberapa hari niat baik tersebut memudar disebabkan puting susu yang terluka, payudara yang membengkak dan bayi mengalami bingung puting ketika ditetekkan kembali.             
Dari studi pendahuluan  yang di lakukan peneliti dengan mewawancarai 10 orang ibu Nifas yang datang ke Puskesmas Pembantu Pamalayan Kesamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis ternyata didapatkan 7 orang tidak mengetahui cara melakukan perawatan payudara, 2 orang mengetahui tapi tidak melaksanakan dan 1 orang mengetahui dan sudah melaksanakan perawatan payudara.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Tahun 2013.

B.     Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dimiliki, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan Ibu nifas tentang perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013 ?”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
 Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang  perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis 2013.

2.    Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
b.      Mengetahui  gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan  payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013 .
c.       Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas  tentang cara pelaksanaan perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
d.      Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas  tentang dampak apabila tidak melaksanakan perawatan payudara di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis tahun 2013.
D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Ilmu pengetahuan
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan bahan pertimbangan untuk waktu yang akan datang jika akan di lakukan penelitian dengan metode yang sama dan sebagai tambahan informasi dan kepustakaan dalam ilmu kebidanan.
2.      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi, motivasi/pendorong bagi masyarakat khususnya ibu nifas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan payudara dan mau melaksanakan perawatan payudara selama menyusui.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini di harapka dapat sebagai bahan kajian terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti KBM di Uiversita.
4.      Bagi Peneliti

         Sebagai salah satu sarana dalam mengaplikasikan ilmu, kemampuan, yang di miliki dan merupakan pengalaman berharga bagi peneliti yang di peroleh pada masa akhir pendidikan.
Tagged
Different Themes
Written by Lovely

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 comments