Open top menu
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts
Thursday 4 July 2013
Aceh kembali berduka


Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan bahwa penyebab terjadinya gempa Aceh berkekuatan 6,2 SR pada Selasa (2/7) akibat pergeseran sesar Sumatra di utara. 
Pulau Sumatra dari Aceh hingga Lampung masuk ke dalam sesar besar Sumatra. Sesar Sumatra adalah sesar aktif terpanjang di dunia. Uniknya, daerah yang rawan bencana gempa ini wilayahnya sangat indah dan subur.  
Tipologi sesar Sumatra adalah daerah patahan atau hancuran sehingga mudah menyerap air. Pada akhirnya, keindahan alam dan suburnya tanah menjadi pesona orang berduyun-duyun menghuni daerah tersebut. 
Sumatra seolah menjadi tempat langganan terjadinya gempa dengan kondisi ini. Pada tahun 1993 di Lampung pernah terjadi gempa besar, kemudian Bengkulu, Padang, Sumatra Utara dan Aceh tak luput dari gempa.
Sesar Sumatra adalah sesuatu yang tidak bisa direkayasa. Manusia tidak bisa memaksa sesar tersebut berhenti bergerak. Manusia dan lingkunganlah yang harus menyesuaikan.
Yang harus dilakukan adalah memberikan penjelasan secara jujur kepada masyarakat. Warga yang tinggal di zona nyaman akan terusik jika diganggu. 

Antara Aceh dan Yogyakarta
Gempa Aceh kali ini mengingatkan kembali pada gempa Yogyakarta bermagnitudo 6,5 yang terjadi pada 27 Mei 2006 lalu. Keduanya sama-sama merupakan gempa daratan.

Gempa Yogyakarta kala itu dipicu oleh aktivitas di sekitar sesar Opak yang memanjang dari Bantul hingga Prambanan, melewati wilayah permukiman.

Saat itu, guncangan gempa terasa selama 57 detik. Akibat gempa yang terjadi pada kedalaman 17 kilometer itu, rumah, bangunan bersejarah, dan fasilitas umum rusak. Ribuan orang tewas.
Sejumlah warga melihat rumah roboh akibat gempa di kawasan Desa Blang Mancom, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Senin (2/7).

Read more
Wednesday 3 July 2013
Boredom dan Fatigue


Boredom adalah perasaan jenuh, jemu atau bosan. Gejala ini sering kita jumpai dalam olahraga sehingga atlet tidak menunjukkan minat dan gairah dalam melakukan latihan atau pertandingan.
Salah satu faktor yang dapat mendorong atlet melakukan suatu kegiatan dengan bergairah adalah minat. Minat merupakan suatu kecenderungan untuk lebih memperhatikan dan memilih kegiatan tertentu di antara sejumlah kegiatan. Adanya minat dalam olahraga berarti atlet yang bersangkutan menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap aktivitas tersebut. Minat bukanlah hal yang bersifat tetap. Minat dapat berubah sewaktu-waktu. Karena itu si atlet kadang lebih tertarik minatnya pada obyek atau kegiatan lain. Boredom merupakan gejala menurunnya minat atlet sehingga atlet yang mengalami boredom atau rasa jemu akan menunjukkan gejala malas berlatih atau kurang bergairah dalam latiihan-latihan.
Menjadi tugas seorang pelatih unruk selalu rnemelihara. mempertahankan. dan bahkan meningkatkan minat atlet-atletnya, baik dalam latihan maupun pertandingan. Boredom mudah terjadi pada atlet apabila latihan-latihan kurang bervariasi, sasaran latihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan fisik semata dan kurang perhatian terhadap aspek psikologis atlet, khususnya mengenai minat dan motivasinya. Boredom biasanya timbul apabila latihan diberikan secara paksaan semata-mata tanpa terlebih dahulu memberikan pngertian dan pemahaman terhadap program-program latihan sehingga atlet kurang memahami arti pentingnya latihan tersebut bagi dirinya dalam upaya mencapai prestasi setiunggi-tingginya.
Gejala boredom apabila tidak diperhatikan dapat meningkat lebih lanjut sehingga bukan sekedar merasa jemu atau bosan tetapi merasa betul-betul lelah, sama sekali tidak ada minat dan gairah. Hal ini disebut dengan gejala fatigue. Fatigue atau kelelahan dapat dibedakan menjadi; (1) physical fatigue atau kelehan fisik, (2) mental fatigue atau kelelahan mental.
Kelelahan (fatigue) adalah rasa capek yang tidak hilang waktu kita istirahat. Kelelahan dapat fisik atau mental. Dengan kelelahan fisik, otot kita tidak dapat melakukan kegiatan apa pun semudah seperti sebelumnya. Kita mungkin menyadari ini waktu kita naik tangga atau membawa kantong penuh dari pasar.
Dengan kelelahan mental, kita tidak dapat memusatkan pikiran seperti dahulu. Jika makin berat, mungkin kita malas bangun dari ranjang waktu pagi atau malas melakukan tugas sehari-hari.
Atlet yang sedang mengalami gejala physical fatigue atau kelelahan fisik. otot-ototnya sangat lemah sehingga tidak dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik, keterampilannya menurun, dan banyak melakukan kesalahan. Apabila dipaksa melakukan aktivitas fisik dengan beban latihan yang lebih berat, maka dapat menimbulkan gangguan berupa kejang otot, kram, lemas, bahkan tidak mampu bergerak. Sedangkan atlet yang sedang mengalami mental fatigue atau kelelahan mental, yang bersangkutan merasa lelah meskipun secara fisiologis (fisik) nampak normal-normal saja. Akibat terjadinya mental fatigue tersebut atlet menunjukkan penampilan yang lamban, lesu. reaksinya kurang cepat, dan kehilangan kemampuan yang sebenarnya.
Atlet yang mengalami physical fatigue perlu beristirahat cukup lama untuk mengembalikan kondisinya. Sedangkan bagi atlet yang mengalami mental fatigue tidak perlu istirahat, yang dibutuhkan bagi atlet yang bersangkutan adalah mengalihkan aktivitas latihan rutin pada kegiatan lain yang dapat menarik mitlatnya. Pebulutangkis yang mengalami mental fatigue dapat diajak rekreasi di pantai atau pergi ke gunung melakukan olahraga yang bermanfaat untuk menguatkan otot-ototnya, seperti berenang di pantai, cross country, berkemah dan sebagainya. Yang paling diperlukan bagi mereka adalah, mengalihkan perhatian dari aktivitas rutin ke acara lain namun tetap berguna untuk menguatkan otot-otot dan kemampuan fisiknya, yaitu dengan kegiatan yang menarik minat, gairah dan menimbulkan rhotivasi baru untuk berlatih lebih giat lagi pada masa yang akan datang.
Kelelahan dapat mulai dan memburuk sangat pelan-pelan. Jika kita merasa capek bahkan setelah istirahat, kita sebaiknya bicara dengan dokter tentang kelelahan. Memberi informasi semaksimal mungkin kepada dokter. Ini akan mempermudah dia mengetahui apakah kita kelelahan, dan apa penyebabnya.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat dipikirkan sebelum kita membahas masalah kelelahan kita dengan dokter:
  1. Berapa lama kita capek?
  2. Dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu, apakah tingkat kegiatan fisik kita berubah?
  3. Bagaimana kita merasa waktu kelelahan? Apakah kita sesak napas? Otot pegal? Sulit mengingat atau memusatkan pikiran? Sulit membangun perhatian untuk kegiatan sehari-hari?
  4. Kapan kita kelelahan? Apakah setelah kegiatan tertentu, seperti naik tangga? Apakah kita kelelahan waktu bangun pagi?
  5. Bagaimana kita tidur? Berapa lama kita tidur setiap malam? Berapa kali kita harus bangun? Apakah sulit tidur atau sering bangun tidur karena gatal, rasa nyeri, atau masalah lain
Upaya Mengatasi Boredom dan Fatigue
Gejala boredom dan fatigue sering kali timbul terutama pada para atlet yang mengikuti pemusatau latihan dalam jangka waktu yang panjang (sepanjang tahun). Karena itu dibutuhkan kreativitas dari pelatih, khususnya dalam membuat program latihan yang bervariasi.
Boredom dan fatigue mudah timbul apabila atlet diberi latihan dalam suasana penuh ketegangan, kurang relaks, dan kurang senda gurau atau humor, di samping latihan yang monoton (kurang variasi). Dengan demikian pelatih yang baik harus menguasai metode kepelatihan dan kreatif dalam membuat variasi-variasi latihan sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis atlet yang dibina.
Di samping menguasai berbagai metode pelatihan dengan baik, pelatih juga perlu menguasai didaktik. Yakni ilmu yang berkenaan dengan pendidikan. Penguasaan metode kepelatihan dengan baik, menjadi jaminan terhadap penguasaan keterampilan, sedangkan penguasaan terhadap didaktik menjadikan seorang pelatih menarik di hadapan para atletnya, tidak mengabaikan minat dan kebutuhan atlet yang dibina serta selalu dapat menjaga hubungan yang harmonis, dan akrab namun tetap berwibawa.
Mungkin ada pelatih yang dapat mengajar keterampilan dengan baik, tetapi atletnya sama sekali tidak puas karena perlakuan pelatih dianggap kurang manusiawi. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa pelatih tersebut menguasai metodik melatih tetapi kurang menguasai didaktik. Kasus lain, mungkin ada pelatih yang dalam mengajar keterampilan tertentu membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi para atletnya merasa senang dan selalu tenank pada sikap dan cara-cara pelatih tersebut memberikan petunjuk dan bimbingan. Ilustrasi ini menunjukan bahwa pelatih tersebut kurang menguasai metodik melatih tetapi cukup menguasai didaktik.
Gejala boredom dan mental fatigue pada diri atlet nampak dengan makin menurunnya motivasi, sebagaimana dikatakan Singer pengalaman menunjukkan bahwa cukup banyak atlet berbakat hilang di tengah jalan karena pelatih tidak bisa menimbulkan motivasi. Tanpa memiliki motivasa di samping timbul rasa jemu juga dapat timbul gejala-gejala lain seperti hilangnya minat dan gairah, frustasi karena tidak bisa mencapai apa yang diharapkan, rasa putuis asa dan akhirnya meninggalkan olahraga.
Untuk mengatasi menurunnya motivasi dapat dilakukan tindakan-tindakan antara lain:
  1. Menimbulkan harapan baru, yaitu dengan cara menunjukan sasaran untuk dicapai sesuai dengan kemampuan atlet yang bersangkutan. Setiap atlet membutuhkan kepuasan karena dapat mencapai sesuatu yang lebih tinggi dari yang sudah dicapainya, dan lebih puas lagi apabila mendapat pengharagaan atas apa yang dicapainya tersebut. Tehnik ini sesuai dengan tehnik menimbulkan motivasi yang dikenal dengan nama goal setting.
  2. Menimbulkan rasa mampu dan percaya diri. Artinya pelatih harus pandai mengamati segi-segi positif atau kemampuan-kemampuan dan kelebihan-kelebihan atlet yang bersangkutan, dan digunakan untuk menimbulkan rasa percaya diri bahwa dengan latihan lebih intensif pasti atlet tersebut mencapai prestasi lebih tinggi. Misalnya dengan mengetahui kecepatan sibakan kaki dan kekuatan kayuhan tangan perenang, maka pelatih dapat memberikan penjelasan bahwa kemampuan kayuhan tangan perenang tersebut lebih bagus dari perenang lain, oleh karena itu dengan melakukan latihan lebih intensif pada gerakan kaki dan kayuhan tangan pasti prestasinya akan lebih meningkat.
  3. Tekruk menimbulkan motivasi dengan memberikan tantangan juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memacu atlet mencapai prestasi lebih tinggi. Sehingga rasa jemu ataupun kelelahan mental dapat dikurangi karena adanya tantangan berupa target-targer yang perlu dikejar. Ini hanya dapat dilakukan dengan baik melalui pendekatan psikologik secara persuatif dan tidak dengan cara paksaan.
  4. Sistem reward and punishment atau pemberian penghargaan dan hukuman. Artinya pelatih seyogianya lebih mengutamakan cara, pemberian penghargaan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan pujian, acungan jempol, memberi nilai yang lebih dari apa yang dicapai, memberi tanda-tanda yang menunjukkan kenaikan kelas atau tingkat (seperti bela diri). Hukuman hendaknya sejauh mungkin dihindarkan kecuali kalau betul-betul diperlukan dan biasanya hanya dapat diterapkan pada atlet yang mempunyai sifat-sifat tertentu seperti sifat tidak tersinggung. terbuka. suka humor dan sebagainya.



Read more
Monday 17 June 2013
FUNGSI VLOOKUP dan HLOOKUP


VLOOKUP : mencari nilai, dimana tabel ketentuannya beberbentuk vertical (datanya tersusun kebawah)
HLOOKUP : mencari nilai, dimana tabel ketentuannya beberbentuk horizontal (datanya tersusun mendatar).
Rumus Vlookup
= VLOOKUP(sel yang diuji, tabel ketentuan, nomor index kolom)
Contoh Soal 1

Langkah pengisian Nama Barang
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel C6
2. Ketikkan rumusnya :
=VLOOKUP(B6,$B$16:$C$18,2)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir

Contoh Soal 2

Langkah pengisian Harga Satuan
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel D6
2. Ketikkan rumusnya :
=VLOOKUP(B6,$B$16:$D$18,3)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir
Rumus Hlookup
= HLOOKUP(sel yang diuji, tabel ketentuan, nomor index baris)
Contoh Soal 1

Langkah pengisian Nama Barang
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel C6
2. Ketikkan rumusnya :
=HLOOKUP(B6,$B$15:$E$16,2)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir
Contoh Soal 2

Langkah pengisian Harga Satuan
1. Tempatkan penunjuk sel pada sel D6
2. Ketikkan rumusnya :
=HLOOKUP(B6,$B$15:$E$17,3)
3. Copy hasil tersebut sampai data terakhir


CONTOH APLIKASI PENGGUNAAN TABEL PIVOT
Pivot table digunakan untuk melakukan rekapan perhitungan berdasar data yang ada.
Contoh Soal
Silahkan anda mengetikkan data berikut

Kalau anda ditanya berapa pengeluaran jumlah pengeluaran tiap bulan bagaimana anda menyelesaikannya? Contoh lain berapa pengeluaran per jenis aktivitas selama satu tahun, berapa beban kerja penanggung jawab per bulan dan lain lain. Nah disinilah fungsi pivot table akan digunakan. Apalagi kalau jumlah datanya sangat banyak, ribuan data, maka fungsi pivot tabel akan sangat berguna bagi anda.


Penggunaan Pivot Table
Untuk menggunakan pivot table caranya silahkan klik menu insert  pivot table seperti pada gambar berikut 

 

Setelah anda mengklik pivot tabel akan muncul tampilan 

 

Klik Select a table or range, klik dibawah kanannya, kemudian sorot data yang ingin dibuat pivot table seperti pada gambar berikut 

 

Kemudian pilih lokasi hasil pivot table di existing worksheet seperti pada gambar berikut 

 

Lalu klik OK. Kalau tahap anda benar, maka akan muncul menu pivot tabel seperti pada gambar berikut 


Untuk membuat pengeluaran per bulan, anda cukup memasukkan bulan di row label dan nilai di value,
 

Perhatikan, pivot tabel sudah menghitungkan untuk anda jumlah pengeluaran tiap bulan
Kalau kombinasi misalnya pengeluaran per bulan per jenis aktivitas, maka anda tinggal memasukkan jenis aktivitas di column labels seperti pada gambar berikut 

 

Untuk merapikan hasil, gunakan format cell. Berikut contoh hasil perhitungan yang sudah dirapikan 

Read more
Thursday 23 May 2013
Pencegahan dan Pengobatan Ketergantungan Zat Adiktif

PENCEGAHAN
1.      Rokok
  1. Tidak mencoba untuk merokok.
  2. Memahami bahaya merokok dengan sering mengikuti seminar atau penyuluhan anti rokok.
  3. Mengurangi pergaulan dengan orang yang merokok.
  4. Bagi orang yang merokok, sebaiknya sering memeriksakan kesehatannya ke dokter.
  5. Bagi orang yang merokok, harus menghormati orang yang tidak merokok, yaitu dengan tidak merokok di sembarang tempat.
  6. Bagi orang yang merokok, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat mengurangi efek racun dalam rokok.

  
2.      Minuman Keras
  1. Tidak mencoba untuk meminum minuman keras.
  2.  Menjauhi minuman keras.
  3.  Mengurangi pergaulan dengan orang yang meminum minuman keras.
  4. Bagi orang yang meminum minuman keras, sebaiknya meminum obat atau jamu yang dapat menetralisir dampak minuman keras.
  5.  Bagi orang yang meminum minuman keras, hendaknya lebih sering memeriksakan kesehatannya ke dokter
  6. Bagi orang yang meminum minuman keras, segeralah bertaubat dan memahami bahwa meminum minuman keras itu haram.


3.      Zat Psikotropika
Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjauhi pengaruh negatif zat psikotropika adalah sebagai berikut:
  1. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
  2. Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.
  3. Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
  4. Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat membentengi diri dari penyalahgunaan psikotropika.
  5.  Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif.


PENYEMBUHAN
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ketergantungan terhadap zat psikotropika adalah sebagai berikut:
  1. Memeriksakan kesehatan tubuh pengguna ke dokter dan mengkonsultasikan upaya untuk menghilangkan racun yang ditimbulkan akibat zat psikotropika.
  2. Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, teman, dan sahabat dapat memberikan semangat untuk sembuh dari ketergantungan akan zat psikotropika.
  3. Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
  4. Sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.


Kromatografi dapat berfungsi sebagai;
  1. Menguji apakah bahan pewarna pada makanan aman untuk di konsumsi.
  2. Menguji tinta yang di gunakan pada dokumen seperti surat perjanjian, cek, atau giro asli atau palsu.
  3. Menguji urine atlit apakah ada obat terlarang (dopping).
  4. Menguji apakah ada penyalahgunaan narkoba pada urine seseorang.
  5. Menguji apakah pestisida yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran masih dalam batas aman.
Read more
Tuesday 21 May 2013
Menulis Untuk Menghilangkan Resah…


Setiap orang ada caranya yang tersendiri untuk menghilangkan keresahan dirinya. Keresahan yang timbul dari segala macam ragam yang terpaksa dihadapinya malahan ada kalanya kerana salah sendiri.

Beban-beban perasaan yang wujud andai tidak dileraikan pasti akan mengundang tekanan yang berat jika tidak dihilangkan.

Bagi saya, tindakan yang boleh menghilangkan segala macam keresahan selain dari membaca al-quraan adalah dengan meluahkan melalui tulisan-tulisan sebegini. Ya, tujuan saya menulis bukanlah kerana sesiapa, tapi kerana saya sendiri. Mungkin ada perkara yang anda rasakan boleh dikongsi, saya amat mengalu-alukan tindakan tersebut.

Read more
Bagaimanakah cara mendapatkan kedamaian hati??



Namun kedamaian hati itu bukanlah menghambur-hamburkan uang, mencari ketenangan di tempat-tempat wisata yang terkenal, bar-bar, discotik, mall, dan hotel-hotel yang berbintang. Bukanlah kedamaian itu dengan bersenandung, melantunkan lagu yang bernuansa romantis atau pula mengingat para artis, bintang sepak bola dan para pelawak yang kerjanya Cuma ngelaba di depan lensa cembung.
Betapa banyak selebritis-selebritis dunia yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis, yaitu membunuh dirinya sendiri. Padahal bersamaan dengan hal itu, mereka memiliki kekuasaan, ketenaran dan harta yang melimpah. Namun semua itu tidak dapat memberi kebahagiaan bagi jiwa mereka. Hati mereka meronta ingin lepas dari belenggu –belenggu kehidupan yang fana dan jiwanya terasa kering kerontang tanpa ada setetes embun keimanan yang menyiraminya. Mereka merasa hampa di tengah ramainya kerumunan para penggemarnya. Hal ini disebabkan karena tebalnya dosa yang telah menyelimuti hati. Sebagaimana firman Allah -Azza wa Jalla- ,
“Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. Al-Muthoffifin: 14 ).
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكْتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ, فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ
“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa, maka dosa itu menjadi titik hitam di dalam hatinya. Jika dia bertaubat dan mencabut serta berpaling (dari perbuatannya) maka mengkilaplah hatinya. Jika ia mengulanginya, maka titik hitam itupun bertambah hingga memenuhi hatinya.” [HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (3334), dan Ibnu Majah Sunan-nya (4244). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (1620)]
Allah Yang Maha Penyayang telah memberikan solusi kepada para hamba-Nya untuk membersihkan noda-noda maksiat yang menutupi hati mereka, sehingga hati mereka menjadi suci dan tenang. Kesucian dan kedamaian hati itu akan didapatkan dengan ber-dzikir (ingat) kepada Allah -Subhanahu wa Ta’la-, baik dengan lisan, hati, dan anggota badan.
Dengan cara inilah seseorang akan merasakan manisnya iman, kebahagiaan hidup dan kedamaian yang tiada taranya. Dimana kedamaian tersebut akan menjadi istana yang megah di dalam hatinya saat suka maupun duka, senang maupun susah, resah dan gelisah; hatinya senantiasa tertambatkan hanya untuk mengingat Allah -Subhanahu wa Ta’la- dan lisannya selalu basah melantunkan lafazh-lafazh yang mulia dengan penuh rasa harap dan takut hanya kepada-Nya. Allah -Subhanahu wa Ta’la- berfirman,
“(Yaitu) orang -orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d:28 ).
Dengan senantiasa ber-dzikir (ingat) kepada Allah, maka ketentraman hati, keutamaan dan pahala yang besar telah menanti di depan mata. Inilah amalan yang banyak dilalaikan oleh kebanyakan manusia pada hari ini. Mereka telah disibukkan oleh dunia, pekerjaan dan keluarganya. Padahal amalan ini sangat ringan di lidah namun memiliki keutamaan yang luar biasa.
Allah –Ta’ala- berfirman,
“Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (mengingat) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS. Al-Ahzab: 35)
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اْللِسَانِ ، ثَقِيْلَتَانِ فِيْ المِيْزَانِ ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْم
Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, tapi berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Ar- Rahman (Allah), yaitu subhanallahu wa bihamdihi dan subhanallahil ‘adzhim.”[HR. Al-Bukhari (6404 dan Muslim (6786)].
Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- juga bersabda,
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَ أَزْكَاهَا عِنْدَ مََلِيْكِكُمْ وَ أَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ وَ خَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ اْلذَّهَبِ وَ اْلفِضَّةِ وَ خَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَ يَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوْا : بَلَى . قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى .
“Maukah kalian aku tunjukkan pada suatu amalan, yang paling baik dan paling suci di sisi Pemilik kalian (yakni, Allah), paling tinggi dalam mengangkat derajat kalian dan lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu dengan musuh kalian, lalu kalian memenggal leher-leher mereka dan mereka memenggal leher-leher kalian??? Para sahabat menjawab, ”Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau -Shallallahu ‘ Alaih Wa Sallam- bersabda, (Amalan itu adalah) dzikir kepada Allah.” [HR. At-Tirmidzi (3377) dan Ibnu majah (3790) dan di-shohih-kan oleh syaikh Albaniy dalam Shohihul Jami’ (no. 2629)]
Dikatakan kepada Abu Darda’ -radhiyallahu anhu-”Seorang lelaki telah membebaskan seratus budak.” Beliau -radhiyallahu anhu- mengomentari, ”Seratus budak dari harta seseorang adalah sesuatu yang banyak. Yang lebih utama dari itu adalah keimanan yang senantiasa ada di malam dan siang hari, dan lisan salah seorang diantara kalian yang senantiasa basah karena berdzikir (mengingat) Allah -Azza wa Jalla-”.
Ibnu Mas’ud-radhiyallahu anhu- berkata, ”Aku bertasbih menyucikan Allah -Azza wa Jalla- beberapa kali lebih aku sukai daripada aku menginfakkan dinar sejumlah itu di jalan Allah”.
Salman Al-Farisi-radhiyallahu anhu- pernah ditanya, ”Amal apakah yang paling Afdhal?” Beliau -radhiyallahu anhu- menjawab, ”Tidakkah engkau membaca Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya dzikrullah (mengingat Allah) adalah lebih besar” (QS. Al-Ankabut: 45) [LihatFiqhul Ad’iyah wal Adzkar, karya Syaikh Abdur Razzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr (hal. 33-34, dan 38) sebagaimana dalam majalah Asy-Syariah (vol.IV/no.42/1429H/2008)]
Demikianlah kemurahan dan kemudahan dari Allah bagi umat Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam-. Allah - Subhana Wa Ta’ala- memberi mereka umur yang pendek dibandingkan dengan umat-umat terdahulu, namun mereka diberi amalan yang ringan dan mudah. Amalan yang mudah dan ringan tersebut diberi balasan dengan pahala yang sangat besar. Mereka adalah umat yang terakhir, namun yang pertama masuk ke dalam surga.
Walaupun keistimewaan umat Islam besarnya seperti ini, tapi banyak orang yang tak menjadikannya sebagai motivasi dalam menambah kesyukuran. Jangankan ber-dzikir, sholat saja ditinggalkan demi dunia yang fana!! Kehidupan dunia terlalu memikat kebanyakan dari mereka. Mata mereka tersilaukan dengan keindahan dan gemerlapnya kehidupan dunia, sehingga membuat mereka lupa dari mengingat Allah yang telah menciptakan, memelihara dan melimpahkan nikmat-Nya yang tak terhitung kepada mereka. Padahal Allah -Azza wa Jalla- telah mengingatkan dalam firman-Nya,
 Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. ” (QS. Al-Munafiqun: 9)
Ayat di atas dengan jelas mengabarkan bahwa orang yang lalai dari mengingat Allah, ia akan merugi di dunia terlebih lagi di akhirat. Ia akan sangat menyesali waktu yang ia sia-siakan dari berdzikir kepada Allah -Azza wa Jalla- sebagaimana Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- juga telah mengingatkan,
مَا مِنْ سَاعَةٍ تَمُرُّ بِابْنِ آدَمَ لاَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى فِيْهَا إِلاَّ تَحَسَّرَ عَلَيْهَا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
“Tidak ada suatu waktu pun yang terluputkan dari anak adam untuk berdzikir kepada Allah kecuali ia akan menyesali waktu tersebut pada hari kiamat” . [HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (508). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam ShahihulJami’ (5720)].
Pembaca yang mulia, ingatlah bahwa kehidupan dunia akan berakhir dan hari pembalasan kan menjelang. Siapkanlah amal kebaikanmu sebanyak-sebanyaknya selama engkau di dunia ini.Sebab, amal kebaikan itu akan menjadi bekalmu yang akan membantumu dalam meniti perjalanan yang panjang dan berat di akhirat. Janganlah engkau terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia dan janji-janji kosong setan hingga engkau pun termasuk dalam deretan orang-orang yang merugi lagi menyesal. Oleh karenanya, Allah dan Rasul-Nya telah memperingatkan kita untuk memperbanyak amalan shalih selama di dunia. Allah -Azza wa Jalla- telah mengingatkannya dalam firman-Nya,
“ Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ). ” (QS. Az-Zumar: 56).
Ketahuilah, orang yang berpaling dari berdzikir (mengingat) Allah -Subhanahu wa Ta’la-, ia bagaikan mayat yang berjalan di muka bumi; setan akan menjadi pendampingnya serta akan mematikan hatinya. Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda,
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
”Perumpamaan orang-orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya, dan orang-orang yang tidak berdzikir (mengingat) Rabbnya adalah seperti (orang) yang hidup dan mati.” [HR. Al-Bukhari dalamKitab Ad-Da'awaat (6407)].
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
 Barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada Allah yang Maha Pemurah, kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. ” (QS. Az-Zukhruf: 36).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah-rahimahullah- berkata, ”perandaian dzikir bagi hati adalah seperti air bagi ikan. Apa jadinya keadaan ikan tanpa air ?? ” [Lihat Al-Wabilus Shayyib hal. 84. cet. Daar Ibnul Jauzy].
Oleh karenanya, seyogyanya bagi kita untuk memperhatikan perkara ini. Sebab, waktu berjalan terus dan catatan amalanpun takkan berhenti. Barangsiapa yang banyak catatan kebaikannya, maka ia adalah orang yang bahagia. Barangsiapa yang banyak catatan amalan kejelekannya, maka ia orang yang merugi lagi celaka. Jika seseorang senantiasa berdzikir, maka Allah tidak akan meninggalkan dan membiarkannya. Sebab Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
 Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. ” (QS. Qoof: 18).
Al-Hafizh Ibnu Katsir-rahimahullah- menukilkan perkataan Ibnu Abbas -radhiyallahu anhu- tentang ayat diatas, “Malaikat itu mencatat setiap apa yang di ucapkannya berupa kebaikan ataupun kejelekan.”[Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim (7/308)]
Marilah kita membasahi lisan-lisan kita dengan dzikrullah agar ketentraman, kedamaian dan keberuntungan senantiasa menyertai kita baik di dunia, maupun di akhirat kelak. Sebab Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
 Dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung .” (QS. Al-Anfal: 45)
Ingatlah Allah, niscaya Allah akan mengingatmu. Ingatlah Allah di waktu senangmu, niscaya Allah akan mengingatmu dikala susahmu. Janganlah engkau ragu kepada janji Allah. Sebab, Allah sudah memastikannya dalam firman-Nya,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).
Pembaca yang budiman, tentunya untuk mengamalkan dzikir-dzikir dalam kehidupan sehari-hari harus yang warid (datang) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah (hadits yang shahih), karena betapa banyak orang-orang yang berdzikir sampai terisak-isak, meraung-raung sambil berlinang air matanya, akan tetapi amalannya sia-sia belaka. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak pernah kami perintahkan, maka amalan tersebut tertolak”. [HR. Muslim]
Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 129 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp) atau alamat di atas. Rekening BRI Cab. 0225 Sungguminasa No.Rek. 0225-01-001075-53-5 a/n: Abdul Kadir
Sumber : http://pesantren-alihsan.org/
Read more
Pemerkosaan, Penganiayaan, dan Pembunuhan "Manusia semakin gila!!"





Berita pemerkosaan sangat populer dalam beberapa hari terakhir, terutama terkait dengan pernyataan salah satu calon hakim agung Daming Sanusi: yang memerkosa dan diperkosa sama-sama menikmati.


Tulisan ini menyajikan sisi lain, yaitu data statistik tentang kejadian pemerkosaan. Seberapa masifkah tindak pemerkosaan, juga penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi di Indonesia saat ini dan mengapa terjadi? 

Memaknai Angka 

Pembaca data statistik yang teliti akan dikagetkan dengan data hasil pendataan potensi desa (podes) yang dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh BPS. Kejadian tiga jenis tindak kriminal, yaitu pemerkosaan, penganiayaan, dan pembunuhan, merambah ke desa-desa dengan spektrum yang begitu masif dan mencengangkan. Tulisan ini menyajikan data dari hasil dua podes terakhir, yaitu Podes 2008 dan Podes 2011. 


Pendekatan pendataan adalah desa dengan aparat desa dan tokoh masyarakat setempat sebagai narasumber utama untuk memperoleh informasi. Keunggulan pendekatan ini, untuk mengungkap sebaran kejadian pemerkosaan misalnya, dibandingkan pendekatan berbasis individu korban, terletak pada kemampuannya untuk memperoleh informasi yang faktual dan meminimalkan tersembunyinya suatu kejadian karena si korban malu untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib. 

Pemerkosaan adalah tragedi mengerikan yang dapat menghapus harapan hidup manusia. Podes 2008 mengungkapkan bahwa sebanyak 2.199 desa dengan sebaran 657 desa di Jawa dan 1.542 desa di luar Jawa yang mengalami kejadian pemerkosaan di desa mereka. Di tahun 2011 sebanyak 2.122 desa melaporkan peristiwa serupa. 

Angka yang diperoleh dari pendekatan desa ini bukan merujuk ke jumlah peristiwa pemerkosaan, tetapi merujuk ke jumlah desa yang minimal ada satu kejadian pemerkosaan. Artinya jumlah peristiwa atau korban pemerkosaan yang sebenarnya akan lebih besar dari angkaangka yang disebutkan. Seluruh provinsi mengalaminya. 

Di tahun 2011, konsentrasi peristiwa pemerkosaan terjadi di Pulau Jawa yang menyebar di 708 desa. Beberapa provinsi seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, NTT, Sulawesi Utara, dan Papua mengalami intensitas pemerkosaan yang tinggi (lebih dari 60 desa di tiap provinsi tersebut melaporkan ke petugas BPS bahwa ada anggota masyarakatnya yang mengalami tindak pemerkosaan) 

Selain pemerkosaan, penganiayaan oleh anggota masyarakat terhadap anggota masyarakat yang lain bahkan terjadi dalam spektrum yang lebih masif. Di tahun 2008 dari 75.378 desa/kelurahan di Indonesia, ada 5.080 desa yang masyarakatnya mengalami tindak penganiayaan. Angka ini menurun di tahun 2011, tetapi masih sangat tinggi, yaitu sebanyak 4.171 desa yang melaporkan ada anggota masyarakatnya yang mengalami tindak penganiayaan.   

Hal yang agak sulit dipercaya bahwa di tahun 2008 terdapat 1.844 desa di Indonesia, selama setahun sebelum pendataan podes tersebut dilakukan, mengalami kejadian pembunuhan. Data terakhir ditahun 2011 memperlihatkan bahwa terdapat 1.585 desa yang mengaku bahwa di desa mereka paling tidak terjadi satu kasus pembunuhan. Kejadiannya menyebar ke seluruh wilayah. 

Di Pulau Jawa terdapat 420 desa yang di tahun 2011 mengalami minimal satu kejadian tindak pembunuhan. Beberapa provinsi diluar Jawa seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua adalah beberapa provinsi dengan kejadian pembunuhan di desa-desa mereka dengan frekuensi yang cukup tinggi. 

Refleksi Kegelapan Peradaban? 

Angka-angka yang dipaparkan merefleksikan bahwa Indonesia memang tengah menghadapi situasi degradasi moral yang memilukan. Bagaimana kita dapat menerangkan mengapa kejadian itu begitu masif dan menyebar secara relatif merata di seluruh wilayah Indonesia? Setidaknya ada dua hal utama yang dapat membantu menerangkan kecenderungan yang terjadi saat ini.

Pertama, seperti yang dikemukakan oleh Robert D Putnam (1995), bahwa tindak kriminal termasuk pemerkosaan adalah akibat dari melemahnya modal sosial, terutama pada dimensitrust (rasa saling percaya), sense of efficacy (perasaan berharga), reciprocity(kesalingimbalbalikan pertolongan dan pemberian), serta humanity (semangat kemanusiaan) berupa toleransi dan semangat menghargai manusia yang lain. 

Melemahnya keempat komponen modal sosial ini mengakibatkan masyarakat kehilangan tujuan, arah, dan harapan hidup. Mereka juga terjebak pada situasi ketakutan dan kecemasan yang dipicu oleh situasi kebudayaan berupa tercabutnya nilai-nilai dan norma yang positif dari kebudayaan masyarakat. Semangat kebersamaan dalam masyarakat yang saling percaya-memercayai dan saling tolong-menolong yang membuat kehidupan setiap individu merasa bermakna mulai terkikis. 

Tiap individu semakin menunjukkan sikap yang penting “enak” sendiri. Kata “kita” telah berubah menjadi “aku”. “Aku”yang terpuaskan. Seiring dengan melemahnya ikatan kehidupan kolektif masyarakat, semangat kemanusiaan juga memudar. Rasa cinta kasih dan toleransi terhadap sesama semakin hari dirasakan semakin jauh. Kita rela tanpa merasa bersalah mengganggu dan mengambil hak orang lain. 

Serangkaian kata nihil spectre homini admirabilius (tidak ada yang paling berharga selain penghormatan terhadap manusia), yang begitu berharga dan membahana pada saat awal Renaissance Eropa, tentang perlunya penghormatan terhadap eksistensi manusia,mulai redup. Kedua, sekilas, dalam ritual, kita seolah-olah beragama, tetapi jiwa manusia Indonesia saat ini cenderung kosong dari nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari kehadiran suatu agama. 

Pertanyaan besar itu tidak pernah kita jawab secara tegas. Apakah kita sebagai umat beragama merasa telah cukup untuk disebut sebagai manusia beragama dengan telah melaksanakan cara-cara berpakaian, cara naik sepeda motor dan atau dengan melaksanakan ritual-ritualnya dan turun-temurun? 

Sementara pada sisi yang lain, para pemeluk dan tokoh agama terkesan kurang memberi perhatian pada dimensi moralitas yang sangat mendasar seperti persoalan kemiskinan, penghancuran lingkungan, pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan bentuk-bentuk penindasan lain yang berlangsung di pelupuk mata, di tengah masyarakat in situ (dalam komunitas)-nya. 

Revitalisasi Kebudayaan 

Pemerkosaan, penganiayaan, dan pembunuhan semakin hari cenderung telah menjadi hal biasa. Ribuan desa mengalaminya. Ribuan korban telah menghiasi angka statistik kriminal, tetapi sepertinya belum menghiasi hati kita untuk berempati secara sungguh-sungguh terhadap para korban. Kita biasa-biasa saja, bahkan kebiadaban tindak pemerkosaan kita anggap sebagai peristiwa lumrah, bahkan menggelikan: “sama-sama enak”. 

Hakim Daming jangan-jangan hanyalah miniatur dari mozaik besar bangsa, termasuk diri kita, dalam menyikapi korban-korban pemerkosaan dan kebiadaban lain yang terjadi. Energi integratif kebudayaan untuk mencegah berbagai tindak kebiadaban seperti pemerkosaan telah melemah. 

Hal ini hanya bisa terjadi pada suatu bangsa dan masyarakat yang kurang sungguh-sungguh dalam merevitalisasi kebudayaannya dan pada masyarakat beragama yang kehilangan jati diri keagamaannya. Masyarakat yang jatuh dalam kebiadaban (uncivilized society) menurut Lewis Hendry Morgan (1877) hampir sama dengan barbarian society. Di manakah kita sesungguhnya tengah berada?
Read more