BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang
tidak disengaja dan yang disengaja.Diantaranya karena si pelaku kurang memahami
aturan-aturan yang ada.Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan
karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami
bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan,
sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam Soerjono
Soekanto, 1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya
mereka yang : menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami nyimpang dan
dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan
orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud tukan perilaku penyimpangan, sebab
orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk
menyimpang.
Proses sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi
sosiai dengan menggunakan media atau lingkungan sosiai tertentu. Oleh sebab
itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan sangat mewarnai dan
mempengaruhi input dan pengetahuan yang diserap. Salah satu variasi dari teori
yang menjelaskan kriminalitas di daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di
kota mempunyai sifat yang kondusif bagi tindakan kriminal oleh karena lokasi
tersebut mempunyai karakteristik tertentu, misalnya (Eitzen, 1986 : 400),
mengatakan tingkat kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota pada umumnya
berada pada bagian wilayah kota yang miskin, dampak kondisi perumahan di bawah
standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta komposisi
penduduk yang tidak stabil. Penelitian inipun dilakukan di daerah pinggiran
kota yaitu di Pondok Pinang Jakarta Selatan tampak ciri-ciri seperti disebutkan
Eitzen diatas. Sutherland dalam (Eitzen,1986) beranggapan bahwa seorang belajar
untuk menjadi kriminal melalui interaksi. Apabila lingkungan interaksi
cenderung devian, maka seseorang akan mempunyai kemungkinan besar untuk belajar
tentang teknik dan nilai-nilai devian yang pada gilirannya akan memungkinkan
untuk menumbuhkan tindakan kriminal.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut
:
- Jelaskan pengertian perilaku menyimpang secara umum dan menurut para ahli !
- Jelaskan teori tentang perilaku menyimpang !
- Sebutkan faktor-faktor perilaku menyimpang!
- Sebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang !
- Sebutkan sifat-sifat perilaku menyimpang !
- Sebutkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang sosial !
- Sebutkan dampak perilaku menyimpang !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Menyimpang
- Secara Umum Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Menurut Pendapat Ahli. Berikut menurut pendapat para ahli mengenai perilaku menyimpang :
a.
Paul B.Horton Ia mendevinisikan bahwa perilaku
menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sabagai pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok ataupun masyarakat.
b.
Bruce J.Cohen Ia berpendapat bahwa perilaku
menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak-kehendak masyarakat atu kelompok tertentu dalam masyarakat.
c.
Robert M.Z Lawang Ia menyatakan bahwa perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut.
d.
James Vander Sander Ia berpendapat bahwa yang
dimaksud perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela
dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau
masyarakat.
B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang
- Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
a.
Teori Labeling
Teori ini
dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang
karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah
pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya
seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan
mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka
sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi
penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
b.
Teori Sosialisasi
Teori
Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan
norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi,
bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga
dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang…...????? Ada dua penjelasan yang
dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila
sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu
mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa studydi
Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak
terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal
(wajar).
c.
Teori Pergaulan Berbeda ( Differential
Association )
Teori ini
diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan
dari proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant
subculture). Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran
sebagai tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan
pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia
melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.
d.
Teori Anomie
Konsep anomie di
kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile Durkheim. Istilah
Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk
menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu
sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak
mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para anggota
masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan tentang
teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi
melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan
perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus perilaku yang dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat bahwa struktur sosial
mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku menyimpang karena adanya
ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Merton
ada lima tipe cara adaptasi individu untuk mencapai tujuan budaya dari yang
wajar sampai menyimpang, yaitu sebagai berikut :
a. Konformitas (Conformity) Konformitas merupakan
sikap menerima tujuan budaya dengan cara mengikuti tujuan dan cara yang
ditentukan oleh masyarakat.
Contoh :
seseorang yang ingin menjadi orang kaya berusaha untuk mewujudkannya dengan
menempuh pendidikan tinggi dan bekerja keras.
b. Inovasi (Innovation) Inovasi merupakan sikap
menerima secara kritis cara-cara pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai
budaya sambil menempuh cara-cara batu yang belum biasa atau tidak umum
dilakukan.
Contoh :
seseorang yang ingin menjadi orang kaya, tetpai kedudukannya di tempat tidak
memungkinkan memperoleh gaji besar, sehingga ia melakukan jalan pintas
memperoleh rasa aman saja.
c. Ritualisme (Ritualism) Ritualisme merupakan
sikap menerima cara-cara yang diperkenalkan secara cultural, namun menolak
tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga perbuatan ritualisme berpegang teguh pada
kaida-kaidah yang berlaku namun mengorbankan nilai sosial budaya yang ada.
Contoh : seorang
karyawan bekerja tidak untuk memperoleh kekayaan, tetapi hanya sekedar
memperoleh rasa aman saja.
d.
Pengasingan Diri (Retreatism) Pengasingan diri
merupakan sikap menolak tujuan-tujuan ataupun cara-cara untuk mencapai tujuan
yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.
Contoh : para
pemabuk dan pemakai narkoba yang seakan-akan berusaha melarikan diri dari
masyarakat dan lingkungan.
e. Pemberontakan (Rebeliion) Pemberontakan
merupakan sikap menolak sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya
masyarakat dan menggantikan dengan cara yang baru.
Contoh : kaum
pemberontak yang memperjuangkan ideologinya melalui perlawanan bersenjata. Dari
kelima tipe diatas, tipe cara adaptasi konformitaslah yang merupakan bentuk
perilaku yang tidak menyimpang, sedangkan ke-empat tipe adaptasi lainnya
termasuk dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Untuk
memperjelas pemahaman anda mengenai tipe cara adaptasi individu menurut Merton,
perhatikan table di bawah ini :
Tipe Cara
Adaptasi Tujuan Budaya Cara-Cara yang Melembaga Konformitas Inovasi Ritualisme
Pengasingan diri Pembenrontakan + + - - ± + - + - ±
Keterangan : +:
sikap menerima - : penolakan ± : penolakan terhadap nilai-nilai yang berlaku
dan upaya menggantinya dengan nilai-nilai baru.
- Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori psikoanalisasinyabernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:
a.
Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak
sadar, nalurilah, dan mudah terpengaruh oleh gerak hati.
b.
Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan
rasional yang berfungsi menjaga pintu kepribadian.
c.
Supergo, adalah bagian dari diri yang telah
mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai cultural yang berfungsi sebagai suara hati.
Menurut Fried perilaku menyimpang dapat terjadi pada diri seseorang apabila id
terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul bersamaan dengan
superegoyang tidak aktif, sementara dalam waktu yang bersamaan ego tidak
berhasil memberikan perimbangan.
- Berdasarkan Sudut Pandang Biologi Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar,yaitu sebagai berikut :
a.
Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)
b.
Mesomorph (berotot dan atletis)
c.
Ectomorph (tipis dan kurus) Stiap tipe tubuh
mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian.
Contohnya,
penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan Cesare Lombroso, seorang
kriminologi dari Italia berpendapat bahwa orang jahat memiliki ciri-ciri ukuran
rahang dan tulang pipi panjang, memiliki kelainan pada mata yang khas, tangan
dan jari-jari relative besar, dan susunan gigi abnormal. Adapun tipe pelaku
kriminal menurut Casare Lomboso adal sebagai berikut : “ Teori biologis
mendapat banyak kritikan dan diragukam kebenarannya, sehingga para ilmuwan
sosial beranggapan bahwa factor biologis merupakan factor yang secara relative
tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku”.
- Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi
a.
Teori Konflik Berdasarkan teori ini terdapat dua
macam konflik, yaitu sebagai berikut :
1)
Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat dapat
terjadi konflik budaya etika dalam masyarakat tersebut terdapat sejumlah
kebudayaan khusus dimana setiap kebudayaan khusus tersebut cenderung tertutup
sehingga mengurangi kemungkinan adanya kesepakatan nilai. Sejumlah norma yang
bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda saling bertentangan antara satu
dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi anomie.
2)
Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat
terjadi di masyarakat ketika suatu kelompok membuat peraturan sendiri untuk
melindungi kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi kelas atas terhadap
kelas bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak istimewa kelas atas dianggap
berperilaku menyimpang dan di cap sebagai penjahat.
b.
Teori Pengendalian Teori pengendalian
beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya mmiliki kesepakatan tentang nilai-nilai
tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang atau tidak.
Pengendalian itu mencangkup dua bentuk, yaitu pengendalian dari dalam dan
pengendalian dari luar.
Pengendalian
dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari oleh seseorang
melalui proses sosialisasi.
Contohnya,
nilai-nilai dan norma sosial yang diperoleh dari lembaga keluarga, lembaga
sekolah dan masyarakat yang mengharuskannya untuk menghormati sesame manusia.
Pengendalian dari luar adalah imbalan sosial terhadap kepatuhan dan sanksi yang
diberikan kepada setiap tindak penyimpangan atau pelanggaran nilai dan norma
dominan. Misalnya, jika seseorang melanggar norma pergaulan sosial maka ia akan
dijatuhi sanksi oleh masyarakatnya.
C. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu
saja tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang
berkembang melalui suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari
serangkaian tahapan interaksisosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku
menyimpang.
Adapun sebab atau
faktor-faktor terjadinya perilaku menyimpang antara lain yaitu :
- Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Contoh perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga, bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang retak/rusak, artinya ia mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm keluarganya.
- Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal menyimpang.Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya perilaku menyimpang. Contoh pada masyarakat feodal tuan tanah memiliki kekuasaan istimewa atas warga yang berstatus buruh tani atau penyewa sehingga tuan tanah dapat melakukan tindakan sewenang-wenang pada para buruh atau penyewa tanah yaitu dengan menurunkan upah ataupun kenaikan harga sewa. Apabila kesewenang-wenangan itu terjadi secara terus-menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh buruh dan penyewa tanah yaitu dengan melakukan kekerasan, perlawanan, penipuan, atau bahkan pembunuhan.
- Ikatan Sosial yang Berlainan
- Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Subkebudayaan yang Menyimpang
D. Macam-Macam Atau Jenis-Jenis Perilaku
Menyimpang
- Berdasarkan Kekerapannya :
a.
Penyimpangan Primer
Penyimpangan
primer adalah suatu pelanggaran atau penyimpangan yang bersifat sementara
(temporer), sehingga individu yang melakukan penyimpangan tersebut masih dapat
diterima oleh kelompok sosialnya, sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum
tidak berlangsung secara terus-menerus. Contoh penyimpangan primer adalah :
terlambat membayar pajak listrik, mencontek saat ulangan, melanggar rambu-rambu
lalu lintas.
b.
Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan
sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan sering dilakukan sehingga
menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. Contoh
penyimpangan sekunder adalah : berjudi, mencuri, seseorang yang sering
mabuk-mabukan, bahkan pembunhan.
- Berdasarkan Jumlah Pelakunya
a.
Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang
atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakatnya.
Macam-macam
penyimpangan individu adalah sebagai berikut :
Penyimpangan
karena melanggar norma-norma umum yang Penyimpangan karena berlaku didalam
masyarakat disebut pelanggar. tidak patuh terhadap nasehat orang tua untuk
mengubah pendirian atau kebiasaan buruk menjadi baik yang disebut dengan
pembandel. Penyimpangan karena tidak menepati janji atau berbohong dan sering
berkhianat yang disebut dengan munafik. Penyimpangan karena tidak taat terhadap
peringantan orang lain, yang disebut pembangkang. Penyimpangan karena melanggar
norma-norma umum yang mengakibatkan kerugian harta benda/jiwa dilingkungannya
yang disebut penjahat atau perusuh.
b.
Penyimpangan Kelompok (group deviation) Perilaku
penyimpangan dapat disebut dengan penyimpangan kelompok apabila penyimpangan
tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang yang bergabung
dalam suatu kelompok tertentu. Setiap individu yang bergabung didalam kelompok
tersebut berperilaku sesuai dengan norma yang ditentukan dalam kelompok
tersebut walaupun perilaku tersebut jelas-jelas bertentangan dengan norma-norma
sosial umum yang terdapat/berlaku dalam masyarakat sekitar dimana ia tinggal.
Penyimpangan kelompok lebih rumit dan berbahaya dibandingkan dengan
penyimpangan individual, karena mereka memiliki fanatisme terhadap nilai,
norma, sikap, dan tradisi yang berlaku dalam kelompoknya sehingga mereka
beranggapan bahwa mereka tidak melakukan suatu penyimpangan. Adapun yang
termasuk dalam penyimpangan kelompok antara lain yaitu:
Kelompok
pengacau keamananan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disebut Persekongkolan
dalam dunia usaha dan lembaga dengan teroris. Kelompok atau (geng) pemerintah
untuk mencari keuntungan sendiri. kejahatan terorganisir yang melakukan
perampokan dan penyelundupan. Kelompok yang ingin meisahkan diri dari suatu
Negara, yang disebut separatis.
E. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
- Penyimpangan yang bersifat positif. Penyimpangan yang bersifat positif adalah sauatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial dimana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan. Contoh penyimpangan yang bersifat positif adalah : seorang wanita yang bercita-cita sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita karier. Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu penyimpangan, namun dari penyimpangan tersebut ada dampak positif yang muncul dari dalam dirinya yaitu emansipasi wanita. Karena ia telah bersifat mulia yaitu mau menjadi seorang dokter atau bersosial kepada orang lain atau masyarakat dengan menjadi seorang dokter.
- Penyimpangan yang bersifat negatif
- Penyimpangan yang bersifat ngatif adalah suatu perbuatan atau kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada. Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka aka nada hukum dan sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif adalah : pencurian, pembunuhan, pelacuran, pemerkosaan,pemabuk, penjudi, dan lain-lain.
F. Bentuk-Bentuk Perilaku Penyimpangan Sosial
Menyimpang atau tidaknya perilaku
seseorang ditentukan oleh norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
dimana ia tinggal. Setiap tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan nilai
dan norma yang berlaku akan dianggap sebagai penyimpangan. Ada beberapa bentuk
perilaku menyimpang yang bersifat negatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tindakan Kriminal atau Kejahatan. Tindakan kriminal atau kejahatan merupakan tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, norma sosial dan norma agama. Adapun tindakan kriminal meliputi pencurian, perampokan, pemerkosaan, penganiayan, pembunuhan. Selain itu berbagai bentuk kegiatan yang mengganggu keamanan Negara seperti korupsi, maker, dan terorisme, juga termasuk tindakan kriminal. Berbagai tindakan tersebut biasanya menjatuhkan korban di mana si korban akan kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan tidak jarang pula kehilangan nyawa.
- Penyalahgunaan Narkotika. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika, ada baiknya kita membahasnya dari tinjauan medis terlebih dahulu. Secara medis, narkotika berfungsi di rumah sakit bagi orang yang menderita sakit berat dengan rekomendasi dokter. Misalnya untuk penderita kanker atau orang yang akan menjalani operasi sebagai obat bius. Efek dari narkotika selain sebagai obat adalah timbulnya efek halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah, atau rasa nyaman. Karena fungsi sampingan inilah ada sebagian masyarakat, terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika walaupun tidak sedang menderita suatu penyakit. Hal itulah yang dinamakan penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat perangsang yang sejenis terutama dikalangan remaja berkaitan erat dengan beberapa hal yang menyangkut sebab, motivasi, dan akibat yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung ataupun tidak langsung dan pembentukan jati diri. Secara subjectif, penyalahguanaan narkotika oleh kaum remaja merupakan salah satu upaya individual agar dapat mengungkap dan menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan oleh setiap individu, terutama bagi setiap remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam proses pencarian identitas dan pembentukan jati diri. Sedangkan secara objectif, penyalahgunaan narkotika adalah merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membebani fisik dan mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang sehat. Secara universal, pnyalahgunaan narkotia dan zat lain sejenisnya merupakan perbuatan destruktif dengan efek-efek negatifnya atau bahkan dapat menimbulkan kematian bagi penggunanya. Sedangkan menurut Graham Baliene, seorang remaja yang melakukan penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a.
Membuktikan keberanian dalam melakukan
tindakan-tindakan yang berbahaya seperti berkelahi, ngebut dijalan atau balap
sepeda, bergaul dengan lawan jenis, dan lain-lain.
b.
Menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap
orang tua, guru, orang lain, atau bahkan kepada norma-norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat.
c.
Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh
pengalaman-pengalaman emosional.
d.
Mencari dan menemukan arti hidup.
e.
Menghilangkan kegelisahan, frustasi, dan
kepenatan hati.
f.
Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual.
g.
Hanya iseng-iseng atau didorong oleh rasa ingin
tahu.
h.
Mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.
i.
Mengikuti kemauan teman atau sepergaulan dalam
rangka pembinaan solidaritas.
Penyalahgunan narkotika dapat mengakibatkan ketergantungan obat (ketagiahan)
atau biasa disebut adikasi. Adikasi adalah ketergantungan obat atau keracunan
obat yang bersifat kronik atau periodic sehinggan penderita menjadi kehilangan
control terhadapdirinya dan menimbulkan kerugian, baik bagi dirinya sendiri
maupun masyarakat. Mungkin pada awalnya seorang “pemakai” (sebutan bagi
pengguna narkotika) hanya coba-coba dalam dosis ringan atau kecil, akan tetapi
lama-kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan (habituasi).
Apabila sudah sampai kondisi itu, maka ia akan menambah dosis untuk dapat
menikmati efek yang diinginkan dan seperti itu terus-menerus (terus menambah
dosis) hingga ia mengalami fase dipendensi (ketergantungan) dan merasa ia tidak
dapat hidup tanpa narkotika. Kondisi demikian sudah dipastikan sangat
membahayakan karena mengonsumsi narkotika secara berlebihan dapat merusak
saraf, kelumpuhan, atau bahkan menimbulkan kematian yang biasa disebut dengan
istilah “OD” (over dosis). Adapun bberapa gejala yang tampak pada sesorang yang
menunjukkan ketergantungan terhadap obat-obat narkotika, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a.
Muncul perilaku yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat sekelilingnya, seperti bertindak semaunya sendiri, sering berdusta,
menjadi tidak disiplin, ingin selalu keluar rumah, dan susah untuk bangun pagi.
b.
Pada proses lanjut, kenakalan meningkat sampai
pada tindakan mengambil barang berharga milik orang lain (mencuri) guna
memenuhi kebutuhannya untuk mengonsumsi narkotika.
c.
Pada dosis tinggi pemakai akan merasa dirinya
paling tinggi, paling hebat, dan paling sanggup melakukan apa saja (kepercayaan
dirinya melampaui batas).
d.
Pada saat efek mulai menurun, penderita merasa
sangat gelisah, muncul perasaan seperti diancam, dikejar-kejar, dan ingin
menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri atau membunuh orang lain yang
disebut dengan sakau. Berikut ini adalah bebrapa jenis bahan narkotika dan obat
bius antara lain adalah sebagai berikut :
1)
Tembakau Didalam tembakau terdapat racun nikotin
keras yang dan dapat merangsang susunan saraf sehingga menimbulkan ketagihan. Selain
nikotin, dalam tembakau juga terdapat tar yaitu zat yang dapat mengakibatkan
penyakit kanker paru-paru.
2)
Kafein Kafein terdapat didalam kopi yang dapat
mempengaruhi susunan saraf dan jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit
tidur dan dapat menyebabkan ketagihan sehingga orang yang telah ketagihan akan
merasa cemas dan kepala pusing apabila tidak meminumnya.
3)
Candu atau Opium Candu dan Opium berasal dari
tumbuhan Paper somniferum. Tumbuhanini banyak dijumpai di Rusia, Meksiko, Iran,
Turki, Cina, India,, dan Afrika Selatan. Candu dan Opium termasuk tanaman semak
dengan ketinggian 70-110 cm. Memiliki bunga dengan warna ungu, merah, dan
putih. Buahnya berbentuk seperti pemukul gong dan bergetah. Getah itulah yang
dihisap dan dijadikan sebagai candu.
4)
Morfin Morfin adalah zat yang didapat dari
candu. Morfin ditemukan oleh Setumur berkewarganegaraan Jerman pada tahun 1805.
Pada umumnya morfin berwarna putih dan berwujud bubukan (serbuk) dengan rasa
yang pahit. Melalui proses kimia morfin dijadikan sebagai zat yang berfungsi
menenangkan sistem urut saraf.
5)
LSD (Lusergic Acid Diethylamide) LSD ditemukan
oleh dokter yang berkewarganegaraan Jerma yang bernama Dr. Albert Hoffman. LSD
dapat menimbulkan halusinasi atau bayangan dengan berbagai macam khayalan.
6)
Alkohol Alkohol apabila diminum pada awalnya
menimbulkan perasaan riang gembira dan banyak berbicara, namun lama-kelamaan
tingkat kesadaran menjadi menurun dan keseimbangan badan terganggu hingga
mabuk. Pemakaian alcohol secara berlebihan dapat menyebabkan kelumpuhan karena
radang saraf yang diakibatkan oleh pemakaian alcohol bersifat menimbulkan
gangguan susunan saraf (kelumpuhan).
7)
Ganja atau Mariyuana Ganja berasal dari tanaman
bernama Canabis sativa. Tumbuhan tersebut banyak tumbuh di daerah tropic dan
subtropik dan tergolong tumbuhan semak. Pemakaian ganja dilakukan dengan
mengambil daun yang diiris-iris dan dikeringkan seperti tembakau.
8)
Kokain Kokain berasal dari tumbuhan Erythroxylon
coca. Dan termasuk golongan semak dengan ketinggian 2 meter. Serbuk kokain berwarna
putih dengan rasa yang pahit dan diperoleh dari daun tanaman Erythroxy yang
berfungsi sebagai obat pembius sehingga sering digunakan pada proses pembedahan
(operasi).
- Perkelahian Antarpelajar Perkelahian antarpelajar atau yang lebih disebut tawuran antar pelajar pada awalnya hanya terjadi di kota-kota besar karena kompleksnya kehidupan dan persoalan di kota. Akan tetapi, pada saat ini fenomena tawuran antar pelajar sudah menjamur di kalangan pelajar yang jauh dari kawasan perkotaan. Perkelahian antarpelajar merupakan termasuk salah satu bentuk kenakalan remaja dan termasuk perilaku menyimpang karena bertentangan dengan nilai-nilai ataupun norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Perkelahian antarpelajar merupakan masalah sosial yang berkaitan dengan krisis moral. Tingkat emosi yang belum stabil serta kerterbatasan pengetahuan akan kaidah-kaidah masyarakat dan agama mengakibatkan remaja cenderung bertindak tanpa memikirkan resiko karena mereka hanya mementingkan ego semata. Perkelahian antarpelajar bisa disebabkan oleh anggapan dari sebagian pelajar bahwa dengan perkelahian bisa menunjukkan kejantanan dan sportivitas. Perkelahian tersebut umumnya diawali dari hal-hal yang sepele atau kecil, bahkan hanya menyangkut dua orang saja dari sekolah yang berbeda. Tetapi karena alasan solidaritas kelompok, maka konflik bisa meluas dan menjadi konflik antarsekolah.
- Hubungan Seksual di Luar Nikah Hubungan seks diluar nikah termasuk perilaku menyimpang yang sangat ditentang oleh masyarakat. Macam seks di luar nikah antara lain adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan. Selain mendapatkan hubungan bagi para pelakunya, hubungan seksual di luar nikah juga dianggap dapat mendatangkan bencana bagi daerah tempat tinggal mereka sehingga masyarakat mengutuk perbuatan tersebut. Hubungan seksual diluar nikah juga dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya dan bahkan mematikan seperti AIDS dan PSM (penyakit seks menular).
- Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak semestinya, misalnya perzinahan, lesbianism, homoseksual, kumpul kebo, dan sodomi. Tindakan-tindakan tersebut merupakan perbuatn yang bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama sehingga dianggap sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang.
G. Akibat Perilaku Menyimpang
Seorang perilaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama
untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan “teman”. Lama-kelamaan
berkumpullah berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan
kelompok, akhirnya bermuara pada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak
yang ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok atau
masyarakat. Dampak apa saja yang ditimbulkan adanya tindak penyimpangan
terhadap kelompok masyarakat…??? Marilah kita bahas satu persatu :
1. Kriminalitas tindak kejahatan Tindak kekerasan
seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga tindak
kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat.
Contoh :
seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat,
sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk “kelompok penjahat” , sehingga
dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.
2. Terganggunya keseimbangan sosial Robert K. Merton
mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang itu merupakan
penyimpangan melaliu struktur sosial. Karena masyarakat merupakan struktur
sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang
akan mengganggu keseimbangan sosialnya.
Contoh :
pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk, dsb.
3. Pudarnya nilai dan norma Karena pelaku
penyimpangan tidak mendapatkan sanksi yang tegas dan jelas, maka muncullah
sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma masyarakat. Sehingga nilai
dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam
masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan
memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mampu
memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya.
Contoh : karena
pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang dianggap
hal-hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak percaya lagi
pada nilai dan norma di Indonesia.
H. Dokumentasi Perilaku Menyimpang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam
kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya
seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun
kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena
itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau
gaya hidup bagi pelakunyaari-hari.
B. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan
makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan
tentang Mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik saran dari pembaca tentunya yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Drs. Hasmin, dkk.
2010. Sosilogi untuk SMA Kelas X Semester 2. Pendamping BSE. CV. Haka MJ :
Solo.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosial_dan_Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://www.akalgi.co.cc/2009/06/perilaku-penyimpangan-sosial_22.html
http://alfinnitihardjo.ohlog.com/perilaku-menyimpang.oh112678.html
http://acep-cyber.blogspot.com/2012/07/makalah-perilaku-menyimpang-sosiologi.html
0 comments